[caption id="attachment_323171" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]
Terdapat beberapa tipe manusia, yang sulit maju dalam hidupnya.
1.Sulit dikritik. Kalau dikritik marah. Dia merasa sudah benar dan bahkan merasa paling hebat.
2.Sulit diberi masukan. Sulitnya minta ampun. Kita harus berdarah-darah kalau mau memberikan masukan kepadanya. Kalau punya karyawan seperti ini, ampun deh.
3.Tidak mau belajar. Katanya sudah cukup. Saya sudah menguasai. Tidak perlu belajar lagi. Waduh...
Nah, bu Ani Yudhoyono, ibu negara kita, tidak termasuk ke dalam kategori manusia seperti itu. Pasti lah, tidak mungkin kalau bu Ani masuk ke jenis manusia itu lalu sekarang menjadi pendamping presiden SBY. Beliau pasti suka dengan diskusi, sharing dan sejenisnya, yang akan membangun kehidupan menjadi lebih baik dan maju.
Namun yang namanya manusia, pernah juga lah tersandung sebuah masalah. Demikian pula bu Ani. Beliau sempat emosional ketika berinteraksi dengan para pengikutnya di media sosial Instagram. Sebenarnya, media sosial yang satu ini unik. Bukan follower pun bisa memberikan komentar kepada foto orang lain, atau sekadar mengklik “suka”. Mungkin bu Ani kaget dengan reaksi serampangan sebagian pengguna Instagram, yang latar belakangnya beragam. Mungkin juga di sana ada akun-akun pihak tertentu yang sengaja memancingnya, atau akun anak-anak baru gede atau cara berpikirnya seperti ABG yang suka sembarangan berkomentar. Intinya beragam deh, pengguna sosial media itu.
Dampak dari respon negatif itu, bu Ani “dibully” sedemikian rupa. Bagaimanapun beliau adalah ibu negara. Wanita paling dihormati di Indonesia. Wanita yang paling disorot di Indonesia. Tindak tanduknya pasti akan menjadi perhatian publik. Bukan hanya di media sosial, namun juga di media massa mainstream nasional.
Untunglah... bu Ani memang bukan wanita sembarangan. Beliau mengakui kesalahannya. Beliau meminta maaf kepada para pengikutnya di Instagram. Beliau menyadari sebagai manusia biasa, sebagai orang yang belum begitu lama terjun ke media sosial. Beliau merasa masih banyak kekurangan. Sikap yang amat bijaksana. Mengucapkan permintaan maaf dari seorang dengan posisi paling tinggi itu sulit. Tidak mudah. Tapi bu Ani mampu melakukannya.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, ternyata buAni sangat cepat belajar. Sekarang, bu Ani sangat bijak dalam menanggapi ocehan buruk para pengguna media sosial. Jika ocehannya tidak jelas, beliau akan mendiamkannya. Jika ocehannya sedikit mengusik, beliau akan tersenyum. Dan jika ocehannya agak serius atau serius mengarah ke gangguan, maka tanggapan beliau sangat bijaksana.
"@arhambasmin59 Presiden SBY memerintahkan saya untuk mendampinginya dalam setiap kunjungan, terutama untuk bertemu rakyat, apa lagi di daerah bencana. Alhamdulillah, beliau bisa melaksanakan tugas dengan baik demi rakyat Indonesia. Saya tidak berani menolak perintah Presiden, saya bisa dianggap tidak patuh. Kepatuhan kepada Pemimpin merupakan hal yang utama bagi saya," demikian isi tulisan akun Instagram bu Ani kemarin menanggapi pernyataan/komentar negatif salah seorang pemilik akun Instagram. Teduh. Bijaksana.
Padahal ibu negara tahu bahwa pemilik akun tersebut adalah seorang politisi di Sulawesi Selatan yang akan ikut dalam kompetisi menjadi anggota legislatif di daerahnya.
Saya makin yakin bahwa kelak bu Ani akan menjadi salah satu sosok wanita panutan di Indonesia. Kiprahnya mendampingi kepala negara luar biasa. Dalam setiap kunjungan ke berbagai wilayah, ibu negara yang satu ini selalu hadir dan mendapatkan sambutan tulus dari para ibu-ibu.
Sebagai wanita, saya bangga punya ibu negara seperti bu Ani, yang amat cepat belajar dari kekhilafannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H