Mohon tunggu...
Apriliana Limbong
Apriliana Limbong Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Sosial dan Kemasyarakatan

Pegiat sosial di lingkungan sekitar. Pengagum SBY.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apresiasi Tinggi buat Presiden Incumbent!

28 Agustus 2014   14:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejuk rasanya melihat pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan presiden penggantinya Joko Widodo. Beda banget rasa itu dibandingkan ketika 2004 lalu, Presiden terpilih SBY menggantikan Megawati Soekarnoputri. Saat itu, Megawati “marah” dan “ngambek” karena SBY yang mantan anak buahnya di kabinet, SBY yang katanya tidak akan maju sebagai presiden tapi kemudian mengalahkannya dalam pemilu. Megawati ogah menyerahkan kekuasaan dengan cara baik-baik dan memilih tidak berkomunikasi dengan presiden penggantinya. Bahkan sampai sekarang, 10 tahun setelah berlalu. Luar biasa ya rasa dendamnya si ibu yang satu itu.

Tapi sekarang lihatlah. Bangsa Indonesia bisa menyaksikan dan menjadi saksi sejarah baru yang tercipta di negeri ini. Peralihan kekuasaan akan berjalan dengan mulus, walaupun masih saja ada kelompok tertentu yang tidak rela kalau peralihan kekuasaan saat ini berlangsung damai, mulus dan sangat demokratis. Padahal, kalau memikirkan kepentngan yang lebih besar yaitu seluruh bangsa Indonesia, maka proses demokrasi yang mulus ini sungguh membanggakan. Bangsa Indonesia menapak ke dalam tangga sejarah demokrasi baru, yang sulit dicapai oleh negara manapun. Hanya negara-negara maju yang mampu melakukan transisi kekuasaan demokratis dengan cara elegan dan damai.

Lihatlah negara-negara yang setara dengan Indonesia seperti Thailand. Mereka harus sibuk ribu dan saling sikut untuk melakukan peralihan kekuasaan. Lihatlah negara-negara di Timur Tengah, yang secara ekonomi katanya lebih makmur daripada Indonesia. Peralihan kekuasaan di negara-negara Timur Tengah sekarang ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Ego pribadi dan ego kelompok begitu mendominasi.

Bersyukurlah wahai saudara-saudara ku, bahwa proses peralihan kekuasaan di negeri ini, sejauh ini berlangsung dengan baik-baik saja. Bersyukurlah.

Hal ini tidak lepas dari sikap dan kebijaksanaan presiden incumbent, Susilo Bambang Yudhoyono. Meskipun selama 10 tahun selalu mendapatkan hujan kritikan dan hujatan dari sejumlah kelompok tertentu, dan makin kencang dalam 2 tahun terakhir, SBY tetap melenggang. SBY berhasil mengakhiri masa kepemimpinannya selama 10 tahun dengan mulus. Era kepempimpinannya tersebut makin sempurna karena di akhir masa jabatannya, SBY menancapkan tradisi baru peralihan kekuasaan yang cantik. Dia berkomunikasi intens dengan calon pemerintahan baru. Dia membentuk tim transisi. Dia menyiapkan dokumen selengkap mungkin tentang perjalanan pemerintahan selama 10 tahun. Dia siap menyerahkan seluruh dokumen tersebut kepada pemerintahan baru. Dia juga siap membantu, meski nanti tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Jujur saya rindu dengan proses demokrasi seperti ini. Rindu dengan proses peralihan kekuasaan yang damai, yang indah, yang dapat menjadi kenangan manis. Muak rasanya melihat para pemimpin masa lalu yang mengalihkan kekuasaan dengan cara tidak baik. Padahal mereka adalah orang-orang terhebat bangsa ini. Tapi menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya, susahnya minta ampun. Begitupun orang-orang masa lalu yang mau menjadi penguasa. Menghalalkan segala cara untuk berkuasa.

Terima kasih pak SBY telah memberikan contoh dan teladan yang baik buat bangsa ini. Di akhir masa kepempimpinan Anda, sebuah tinta emas tergores indah dan tak akan lekang oleh waktu. Anda akan dikenang sebagai presiden pertama di Indonesia yang menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya dengan cara yang cantik dan elegan serta demokratis. Apresiasi setinggi-tingginya buat Anda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun