Mohon tunggu...
Apriliana Limbong
Apriliana Limbong Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Sosial dan Kemasyarakatan

Pegiat sosial di lingkungan sekitar. Pengagum SBY.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bu Mega Temuilah SBY!

2 Oktober 2014   15:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:40 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sudah lama saya ingin bertemu dengan bu Mega, tapi Tuhan belum mengizinkan. Ada baiknya setiap pemimpin membina hubungan yang baik dengan pemimpin yang lain, untuk kepentingan bangsa.”

Ucapan itu terlontar dari mulut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin. Isinya berupa harapan sekaligus himbauan, atau mungkin juga sindiran dan kepasrahan. Sejak lama, SBY memang selalu bersedia berkomunikasi dengan Megawati, presiden yang digantikannya pada 2004 lalu. Namun, ibu negara 2001-2004 itu, sampai sekarang tidak pernah mau berdialog langsung dengan SBY. Terdapat kemarahan, dendam, ketidaksukaan, benci atau apapun namanya, yang membuat perempuan pertama yang jadi presiden Indonesia itu bersikap demikian. Sudah berlalu 10 tahun pun, tampaknya rasa itu masih kental.

Padahal, konstelasi politik negeri ini sedang membutuhkan rekonsiliasi . PDI Perjuangan, sang pemenang pemilu legislatif sekaligus pemenang pemilu presiden, menghadapi tekanan berat di parlemen. Koalisi merah putih makin solid dan kuat, untuk menghadapi kekuatan koalisi Indonesia hebat pimpinan PDIP. Partai Demokrat yang tidak berada di salah satu koalisi itu memiliki peran strategis. Tampaknya, jika Megawati mau “menurunkan” egonya untuk bertemu SBY, mungkin saja Demokrat akan merapat ke koalisi Indonesia hebat. Sayang, egoisme sang ibu (atau sebagian orang menyebutnya si mbok) terlalu tinggi. Tak sudi menemui SBY, yang begitu legowo meminta bertemu.

Yang dilakukan si Mbok malah menyuruh anaknya Puan Maharani untuk menemui SBY. Hehehe… wong yang diminta ketemu si Mbok, kok yang datang si Mbak. Nggak nyambung dong. Kalau kata anak muda sekarang, nggak level! Belakangan, yang bertemu malah Joko Widodo, presiden terpilih anak buah si Mbok.

Begitulah… politik memang unik, aneh, lucu, seru, menyebalkan, menegangkan dan segala rasa tercampur baur. Kalimat-kalimat bombastis, penuh rayuan, normatif, janji dan sebagainya berseliweran keluar dari mulut para politisi dan pemimpinnya. Semua mengatakan demi kepentingan rakyat. Semua bersilat lidah. Tapi faktanya, menurunkan ego pribadi untuk kepentingan bangsa yang lebih luas pun susahnya minta ampun.  Sulit ya kita berharap kemajuan bangsa ini jika para pemimpinnya masih kuat dengan egonya masing-masing.

Bukan kali ini saja, SBY meminta bertemu dengan Megawati. Sebagai presiden, SBY selalu menekankan kepada semua pihak untuk menghormati pemimpin sebelumnya. Sikap SBY selalu bertepuk sebelah tangan. Padahal, pada banyak kesempatan, pertemuan kedua pemimpin ini akan berpengaruh besar terhadap peta politik Indonesia. Sikap permusuhan Megawati terhadap SBY, pasti diketahui seluruh rakyat Indonesia dan menjadi teladan yang sangat buruk. Tapi tampaknya bu Mega tidak peduli dengan hal tersebut. Rasa sakit hatinya karena merasa ditelikung SBY, mungkin akan dibawanya sampai mati.

Selamat menik    mati...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun