Mohon tunggu...
Apriliana Jumiyati
Apriliana Jumiyati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Teknik Sipil - NIM 41124010091 - Fakultas Teknik - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Sarjana dan Menciptakan Etika Kebahagiaan Aristoteles

10 Oktober 2024   09:47 Diperbarui: 10 Oktober 2024   10:23 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Misalnya, seorang dosen yang bertanggung jawab untuk memberikan penilaian kepada mahasiswanya harus mampu mempertimbangkan keadilan sebagai nilai utama. Dalam situasi di mana ada tekanan sosial atau administratif, keputusan untuk memberikan nilai yang tidak sesuai dengan kemampuan mahasiswa harus dihindari. Dalam konteks ini, refleksi diri menjadi kunci dalam mempertahankan integritas moral dan etika, sehingga keputusan yang diambil tetap adil dan objektif. 

Refleksi berisi pertimbangan terhadap konsekuensi dari tindakan yang akan kita lakukan dan nilai-nilai yang mendasari keputusan akan suatu tindakan. Refleksi diri menjadi kunci untuk mempertahankan integritas moral dan etika dalam segala hal, baik tindakan maupun keputusan yangkita ambil dalam mencapai kehidupan yang bahagia.

Kesimpulan

Menjadi sarjana yang etis adalah sebuah perjalanan panjang yang memerlukan pemahaman yang mendalam tentang konsep kebajikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Etika kebahagiaan Aristoteles memberikan panduan yang jelas bagi sarjana dalam mencari makna dan kebahagiaan sejati, yang diperoleh melalui kehidupan yang bermoral dan kontribusi positif kepada orang lain. Dengan terus-menerus mengembangkan kebajikan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam setiap tindakan, seorang sarjana tidak hanya akan mencapai kebahagiaan pribadi, tetapi juga akan memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Mengaplikasikan prinsip-prinsip etika kebahagiaan dalam setiap aspek kehidupan, seorang sarjana tidak hanya akan meraih kebahagiaan pribadi, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam setiap lapisan kehidupan. Seorang individu dituntut untuk mengevaluasi setiap keputusan dan tindakan mereka, ini semua akan menjadi output dari adanya moral yang kita anut dan jalani. Moral menjadikan individu tidak hanya berpengetahuan tapi juga beretika.


Daftar Pustaka
1. Aristotle. Nicomachean Ethics. Translated by Terence Irwin. 2nd ed., Hackett Publishing Company, 1999.
2. Broadie, Sarah. Ethics with Aristotle. Oxford University Press, 1991.
3. Kraut, Richard. Aristotle on the Human Good. Princeton University Press, 1989.
4. MacIntyre, Alasdair. After Virtue: A Study in Moral Theory. 3rd ed., University of Notre Dame Press, 2007.
5. Sachs, Joe. Aristotle's Ethics: Moral Development and Human Nature. State University of New York Press, 2002.
6. Annas, Julia. The Morality of Happiness. Oxford University Press, 1993.
7. Coope, Ursula. Aristotle on Action. Duckworth Publishers, 2004.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun