Apriliana, praktikan dari program studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) dengan Supervisor Sekolah Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kessos, melakukan pendampingan belajar terhadap siswa di Dusun V Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Kegiatan tersebut didasari oleh pandemi Covid-19 yang telah mengubah banyak aspek kehidupan, salah satunya adalah pada bidang pendidikan. Saat pandemi, semua orang diharuskan untuk berjarak, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan secara tatap muka. Maka, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai sebagai kebijakan yang tepat oleh Kemendikbud agar para siswa dapat tetap belajar di tengah situasi pandemi.
Berdasarkan observasi dan assessment yang dilakukan oleh praktikan selama dua minggu sejak awal Oktober 2020, siswa memiliki beberapa kendala saat melakukan PJJ. Diantaranya adalah tidak semua siswa memiliki gawai untuk menunjang pembelajaran yang dilakukan dari rumah, siswa tidak paham dengan materi yang disampaikan secara daring oleh gurunya, dan kesulitan orang tua dalam mendampingi kegiatan belajar mengajar selama PJJ.
Sejalan dengan salah satu tujuan pekerjaan sosial yaitu membantu individu atau kelompok untuk meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan tugas kehidupan. Maka, praktikan melakukan intervensi kepada siswa di lokasi praktikumnya dengan membentuk kelompok belajar menggunakan metode brain storming. Intervensi program yang dilaksanakan selama praktikum adalah pendampingan belajar, pelatihan public speaking, dinamika kelompok melalui ice breaking, pelatihan minat bakat, dan sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Dengan metode brain storming, siswa akan mampu berpikir secara cepat dan mampu menyampaikan gagasannya secara langsung. Sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa yang belum paham dengan materi pelajaran selama belajar dari rumah.” ujar mahasiswi semester 7 tersebut.
Dalam penerapan metode brain storming, praktikan memberikan inovasi melalui pelatihan public speaking kepada siswa untuk melatih kepercayaan diri ketika menyampaikan gagasan di depan teman-temannya. Menurut April, kemampuan berbicara tidak dapat berkembang jika tidak diasah. Untuk itu ia selalu menugaskan anak-anak untuk mempresentasikan hasil belajar kepada teman-temannya.
Di sela-sela diskusi, praktikan memberikan ice breaking agar suasana belajar tidak terlalu jenuh dan siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Ice breaking merupakan bagian dari dinamika kelompok yang bertujuan agar mereka memiliki keterikatan saat berinteraksi satu sama lain.
Praktikum dilaksanakan sebanyak dua kali dalam seminggu dari bulan Oktober hingga Desember 2020. Dalam program yang dijalankan oleh praktikan selama tiga bulan, siswa tidak hanya mempelajari materi dari sekolah saja, praktikan juga memberikan edukasi di masa pandemi terkait cara mencuci tangan yang benar menurut WHO (World Health Organization) dan penerapan PHBS. Selain itu, siswa diberikan kebebasan untuk mengasah minat dan bakatnya seperti menggambar, menulis, dan membaca puisi.
Program yang dirancang berdasarkan hasil observasi dan assesmen dilaksanakan setelah praktikan membantu para siswa dalam menyelesaikan tugas sekolah. Selama mengikuti pendampingan belajar, siswa merasakan manfaat yang positif salah satunya adalah meningkatnya prestasi dari beberapa siswa saat menerima pembagian raport dari sekolah.
“Sebelumnya saya ranking 10, setelah belajar dengan kak April sekarang saya ranking 4.” tutur Armalia, salah satu siswa kelas V SD yang didampingi oleh praktikan.