Mohon tunggu...
apriliana rejeki
apriliana rejeki Mohon Tunggu... -

apriliana rejeki= rejeki di bulan april ^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Menjadikan Anak Kritis, Kreatif dan Problem Solver (Pemecah Masalah)

29 November 2010   05:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan SD pada dasarnya merupakan suatu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan selama enam tahun bagi anak- anak usia SD. Dengan pendidikan ini dimaksudkan untuk memberi bekal kemampuan dasar anak didik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendidikan memerankan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan aspek fisik, intelektual,moral siswa, dll. Dengan pendidikan siswa akan diberi bekal penetahuan umum atau khusus dalam suatu bidang sehingga kemampuan intelektual siswa dapat berkembang secara optimal. Kemampuan intelektual disini mencakup kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif dalam menghasilkan ide- ide baru,dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Kita sering mengatakan "saya sedang berpikir", sebenarnya apa sih arti dari berpikir itu sendiri. Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Kemampuan berpikir setiap siswa pastilah berbeda dengan siswa yang lain. Dewey menyatakan berpikir merupakan usaha dari seseorang untuk memeriksa dan menilai informasi- informasi berdasarkan kriteria- kriteria tertentu. Sedangkan Edward de Bono menyatakan bahwa berpikir adalah eksplorasi pengalaman yang dilakukan secara sadar dalam mencapai tujuan, jadi berpikir dapat disimpulkan sebagai suatu usaha dari seseorang dalam menelaah suatu informasi utuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan disini dapat berbentuk pemahaman siswa, pengambilan keputusan, memecahkan masalah,menganalisis, mengkritisi hingga mencapai kesimpulan.

Berpikir kritis merupakan suatu proses dimana siswa dituntut untuk mempresentasikan dan mengevaluasi informasi untuk membentuk sebuah penilaian berdasarkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Apakah berpikir kritis dapat kita ajarkan?, pasti bisa. Kemampuan ini bukan hanya dapat dipelajari, tetapi merupakan bagian yang paling mendasar dari keterampilan- keterampilan yang berguna dalam mencapai kesuksesan di dunia saat ini. Mengajarkan proses keterampilan berpikir merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi siswa dan focus utamanya pada kreativitas siswa, keterampilan- keterampilan dan pemecahan masalah. Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengajari keterampilan berpikir yaitu dimulai dengan memasukan masalah yang ada dalam dunia nyata siswa, boleh dengan simulasi. Bagi anak- anak SD, dengan permainan dapat memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengajaran berpikir. Dalam mengajar hendaknya kita mengarahkan anak untuk berpir tingkat tinggi. Maksudnya dalam menyampaikan proses berpikir kita harus dengan menimbang bukti- bukti, konsekuensi- konsekuensi yang akan terjadi dan membuat keputusan.

Kreativitas tidak dapat terjadi apabila bukan pada tempatnya/ bidangnya. Apabila orang dituntutb kretif tapi bukan pada bidang yang ia geluti maka akan menimbulkan situasi hampa dalam dirinya. Kreativitas seseorang dapat berkembang pesat apabila memang pada tempatnya. Setiap siswa dalam satu kelas tentunya memiliki kreatifitas yang berbeda- beda. Perbedaan ini janganlah menjadi permasalahan, yang terpenting kita mengetahui apa potensi anak didik kita dan kita harus dapat menemukan cara penyalurannya. Siswa yang berpikir kreatif tentunya memiliki sikap yang kreatif . Ciri- ciri orang yang mempunyai sikap kreatif yaitu siswa tersebut berani mengambil resiko, mau mencoba- coba (trial and eror) dank arena siswa tersebut mau bereksplorasi(menjelajah sesuatu yang baru untuk mengembangkan,mewujudkan dalam mencari ide yang baru).

Ada beberapa cara untuk mengembangkan anak berpikir kreatif. Kita dapat mengawalinya dengan membangun kepribadian siswa. Kita dapat membangun kepribadian baik pada anak yang tercermin dari pola pikir dan pola sikap anak yang kreatif. Kita harus dapat merangsang aktivitas berpikir dan bersikap anak. Menstimulasi aktivitas berpikir dilakukan dengan cara menstimulasi unsur-unsur/komponen berfikir (indera, fakta, informasi dan otak). Aktivitas bersikap adalah aktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan jasmani dan naluri (beragama, mempertahankan diri dan melestarikan jenis). Selanjutnya kita harus mampu menumbuhkembangkan motivasi siswa. Berpikir kreatif dimulai dari suatu gagasan yang interaktif. Bagi anak-anak, dorongan dari luar diperlukan untuk memunculkan suatu gagasan. Disini kita sangat berperan demi mewujudkan anak kreatif. Dengan penghargaan diri maka anak akan merasa dipercaya, dihargai, diperhatikan, dikasihi, didengarkan, dimengerti, didukung, dilibatkan dan diterima segala kelemahan dan keterbatasannya. Sehingga anak akan memiliki dorongan yang kuat untuk secara berani dan lancar mengemukakan gagasan-gagasannya. Mengendalikan proses pembentukan anak kreatif. Dalam hal ini kita harus memperhatikan persiapan waktu, tempat, fasilitas dan bahan yang memadai, mengatur kegiatan, dan memelihara iklim kreatif agar tetap terpelihara demi terciptanya anak kretif.

Produk kreatif merupakan hasil dari sebuah kerja siswa, biasanya produk kreatif terjadi tanpa plan terlebih dahulu. Kreativitas seseorang sangat berkaitan dengan problem solver. Pemecahan masalah yang baru itu yang dinamakan pemecahan masalah kreatif.
Memecahkan masalah adalah sesuatu yang sangat penting untuk mempertahankan diri(Brain Based Learning,274). Orang yang ahli dalam menyelesaikan masalah maka ia mampu untuk berkembang, sementara apabila orang yang kurang mampu dalam menyelesaikan masalah maka kehancuran kan menjemputnya. Kita sebagai pendidik hendaknya harus dapat memanfaatkan kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa dengan memfokuskan pada hal- hal yang melekat pada dirinya(pemecah masalah yang baik). Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses penambahan informasi dan daya upaya untuk menimbulkan kreasi- kreasi akan kemampuan baru. Proses pembelajaran yang kita berikan harus mengarahkan dan melatih siswa untuk menghadapi masalah baik masalah pribadi maupun kelompok di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah untuk dipecahkan sendiri. Dalam menyampaikan bahan pelajaran kita menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa. Disini siswa dapat menemukan kombinasi aturan- aturan yang dipelajarinya lebih dahulu yang digunakannya untuk memecahkan masalah yang baru. Siswa didorong untuk berfikir secara sistematis dan kritis. Selain itu siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan nyata. Dalam memecahkan masalah siswa diajak untuk melihat proses pemecahn masalah tersebut. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat penting bagi siswa dan masa depannya.
Ada beberapa cara untuk membantu anak menjadi problem solver antara lain siswa didorong untuk dapat merumuskan masalah, disini siswa diharapkan dapat menentukan masalah yang akan dipecahkan. Siswa menganalisis masalah, disini siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang. Setelah menganalisis siswa merumuskan hipotesis, langkah ini siswa harus dapat merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Siswa akan mengumpulkan data, siswa akan mencari dan menggambarkan informasi yang di perlukan dalam memecahkan masalah. Pengujian hipotesis, siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan. Dan yang terahir siswa harus dapat merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, siswa akan menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai dengan rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Siswa dapat dikatakan sebagai problem solver apabila siswa dapat melakukan hal- hal seperti siswa dalam belajar tidak hanya sekedar mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahami pelajaran tersebut secara penuh. Selanjutnya siswa mempunyai kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam membuat keputusan secara objektif. Selain itu siswa juga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah . dan yang terakhir yaitu siswa dapat memahami hubungan antara apa yang dipelajarinya dengan kehidupan kenyataan dalam kehidupannya(hubungan antara teori dengsn kenyataan).

Problem solver sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena dengan adanya problem solver ini maka pembelajaran akan semakin hidup dan semakin menggairahkan. Selain itu, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun