Mohon tunggu...
apriliana rejeki
apriliana rejeki Mohon Tunggu... -

apriliana rejeki= rejeki di bulan april ^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Otak-Otak.. Otak-Otak.. Mba

27 Desember 2010   05:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Otak...? apa sich otak itu? Apa semacam makanan yang sering dijajakan di depan- depan sekolah dasar?. Kita sering mendengar otak..otak..dan otak, tapi belum tentu kita mengetahui apa otak itu sebenarnya, bagaimana tingkatan otak itu hingga bagaimana cara kita memperkaya otak kita. Yuk kita belajar mengenal otak..

Otak merupakan bagian yang sangat vital dalam tubuh manusia. Otak berjalan sebagai pos perjalanan untuk setiap stimuli yang datang, semua input sensori disortir, diprioritaskan, diproses, disimpan atau dibuang ke dalam ruang bawah sadar sembari diproses oleh otak. Menurut Maclean, otak manusia memiliki tiga bagian dasar yaitu batang otak, sistem limbik danneokorteks (tingkatan otak paling tinggi) maka sudah tentu batang otak dan sistem limbik akan terkembangkan, namun apabila dalam pembelajaran yang hanya menyentuh otak limbik atau batang otak belum tentu neokortek akan terkembangkan. Dengan demikian, pembelajaran mestinya mengembangkan kemampuan- kemampuan yang berhubungan dengan neokortek melalui pengembangan berbahaya, memecahkan masalah dan membangun kreasi siswa.

Pembelajaran secara fisik dapat mengubah otak. Ketika otak menerima stimulus dalam bentuk apapun, proses komunikasi dari sel ke sel diaktifkan. Semakin baru dan menantang stimulinya maka akan semakin baik otak mengaktifasi jalur barunya. Pembelajaran yang datang umumnya bukanlah dengan "lembaran kosong" tetapi dengan bank pengalaman otak yang sangat disesuaikan. Peta kognitif mereka sudah merupakan refleksi sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekedar nilai tes yang mereka terima di kelas sebelumnya. Bahkan sejak usia prasekolah, otak seorang pebelajar sudah terbentuk dengan pengaruh yang sangat banyak termasuk lingkungan rumah, adik kakak, keluarga jauh, teman bermain, gen, trauma,stres, lupa, kekerasan, ritual dan pengharapan budaya, kesempatan-kesempatan pengayaan, penyertaan primer serta gaya hidup. Kesulitan yang berkepanjangan juga merupakan faktor lainya yang membawa dampak negatif pada fungsi otak. Disisi lain pengalaman menyenangkan menstimulasi pelepasan kimiawi (neurotransmiter) yang dapat mengembangkan pengalaman belajar.

Aktivasi pembelajaran merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan cara-cara yang digunakan agar sebuah pembelajaran dapat berjalan sacara aktif dan lancar. Pembelajaran dapat terlaksana secara aktif jika sang pembelajar sebagai subjek utama terlebih dahulu memahami dan memiliki perasaan cinta atau suka terhasap sebuah pembelajaran. Pembelajaran tidak harus selalu serius dan menegangkan. Guru dapat sesekali malakukan refreshing dengan mengajak para pembelajar melakukan gerakan-gerakan sederhana dan menyenangkan sehingga dapat merilaksasikan otot-otot dan saraf-saraf yang tegang atau memberi kesempatan atau jeda waktu untuk makan dan minum kepada para pembelajar. Dengan demikian dalam kelas akan terjadi sirkulasi dan menjaga agar pembelajar yang aktif tetap senang sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung aktif dan lancar.

Pebelajar adalah peserta didik yang mengikuti proses belajar. Setiap peserta didik sebagai individu mempunyai sifat yang unik. Dari keunikan tiap individu inilah, guru memiliki tugas menyiapkan peserta didiknya dalam pembelajaran agar selalu memiliki semangat dan tujuan dalam belajar dapat tercapai. Salah satu cara menyiapkan pebelajar adalah dengan mengelola motivasi belajar. Motivasi siswa dapat dilihat dari usaha siswa secara sukarela baik karena dorongan dalam dirinya, maupun dari lingkungan yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku. Dengan adanya motivasi ini diharapkan siswa dapat menyiapkan otak dan dirinya dalam menerima materi pelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun