Mohon tunggu...
Aprilia Kusuma Dewi
Aprilia Kusuma Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS GADJAH MADA

Menyukai hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyusuri Jejak Affandi di Tepian Sungai Gajah Wong Sebuah Pengalaman Seni yang Menyihir

7 Oktober 2024   08:11 Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya berhenti pada karya-karyanya sendiri, Affandi juga meninggalkan warisan seni kepada keluarganya.

Gedung ketiga di museum ini mempersembahkan karya-karya dari Maryati dan Kartika, istri dan anak Affandi. Saya begitu terkesan melihat bagaimana seni begitu meresap dalam keluarga ini, melahirkan generasi seniman yang terus berkarya.

Dokumen Pribadi : Karya Kartika
Dokumen Pribadi : Karya Kartika

Dokumen Pribadi : Karya Istri Affandi
Dokumen Pribadi : Karya Istri Affandi
Karya-karya Maryati memiliki sentuhan kelembutan dan kehalusan yang berbeda dari karya Affandi. Sementara itu, Kartika, putri Affandi, membawa pendekatan yang lebih modern dan berani, menciptakan karya-karya yang mengeksplorasi identitas perempuan dan perannya dalam masyarakat.

Saya bisa melihat pengaruh Affandi dalam karya-karya Kartika, namun dengan perspektif yang lebih segar dan penuh dengan kebebasan berekspresi.

Menikmati Suasana di Tepi Sungai Gajah Wong

Setelah berkeliling di dalam museum, saya memutuskan untuk menggunakan kupon minuman yang didapat dan sejenak duduk di tepi Sungai Gajah Wong yang mengalir lembut di belakang museum.

Di sinilah, saya menyadari bahwa Museum Affandi tidak hanya menyajikan perjalanan seni, tetapi juga menawarkan kedamaian.

Pohon-pohon yang rindang, suara gemericik air, dan angin sepoi-sepoi seolah-olah menjadi pelengkap dari pengalaman spiritual yang saya rasakan selama menjelajahi karya-karya Affandi.

Museum ini bukan hanya tempat untuk mengagumi lukisan, tetapi juga tempat untuk merenung, tempat di mana setiap orang dapat mencari inspirasi dalam keheningan.

Saya membayangkan bagaimana Affandi dahulu duduk di tepi sungai ini, memandangi alam sekitarnya dan menemukan kedamaian dalam setiap sapuan kuas yang ia ciptakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun