Tidak hanya berhenti pada karya-karyanya sendiri, Affandi juga meninggalkan warisan seni kepada keluarganya.
Gedung ketiga di museum ini mempersembahkan karya-karya dari Maryati dan Kartika, istri dan anak Affandi. Saya begitu terkesan melihat bagaimana seni begitu meresap dalam keluarga ini, melahirkan generasi seniman yang terus berkarya.
Karya-karya Maryati memiliki sentuhan kelembutan dan kehalusan yang berbeda dari karya Affandi. Sementara itu, Kartika, putri Affandi, membawa pendekatan yang lebih modern dan berani, menciptakan karya-karya yang mengeksplorasi identitas perempuan dan perannya dalam masyarakat.
Saya bisa melihat pengaruh Affandi dalam karya-karya Kartika, namun dengan perspektif yang lebih segar dan penuh dengan kebebasan berekspresi.
Menikmati Suasana di Tepi Sungai Gajah Wong
Setelah berkeliling di dalam museum, saya memutuskan untuk menggunakan kupon minuman yang didapat dan sejenak duduk di tepi Sungai Gajah Wong yang mengalir lembut di belakang museum.
Di sinilah, saya menyadari bahwa Museum Affandi tidak hanya menyajikan perjalanan seni, tetapi juga menawarkan kedamaian.
Pohon-pohon yang rindang, suara gemericik air, dan angin sepoi-sepoi seolah-olah menjadi pelengkap dari pengalaman spiritual yang saya rasakan selama menjelajahi karya-karya Affandi.
Museum ini bukan hanya tempat untuk mengagumi lukisan, tetapi juga tempat untuk merenung, tempat di mana setiap orang dapat mencari inspirasi dalam keheningan.
Saya membayangkan bagaimana Affandi dahulu duduk di tepi sungai ini, memandangi alam sekitarnya dan menemukan kedamaian dalam setiap sapuan kuas yang ia ciptakan.