Sebagai seorang pelukis ekspresionis, Affandi bukan hanya menciptakan karya seni, tetapi juga menghadirkan cerita, harapan, dan mimpi dalam setiap karyanya.
Di sini, setiap lukisan tampak hidup, menatap balik kepada pengunjung, seakan mengajak untuk berdialog.
Gedung Pertama: Ekspresi Penuh Emosi
Saya melangkah ke gedung pertama, tempat di mana karya-karya awal Affandi dipamerkan, dengan suasana yang lebih intens.
Di sinilah karya-karya Affandi yang lebih gelap dan penuh dengan emosi yang mentah ditampilkan.
Saya hampir bisa merasakan gejolak emosi Affandi, seperti ia sedang berteriak melalui setiap sapuan kuas. Lukisan-lukisan di gedung ini jauh lebih berani, penuh dengan warna-warna kontras yang mencerminkan pergulatan batinnya.
Salah satu karya yang paling menarik perhatian saya adalah lukisan potret dirinya dengan sang putri ---wajah penuh kerut, mata yang menatap tajam, seolah-olah dia sedang mengukur jiwa setiap orang yang memandangnya.
Lukisan-lukisan di sini menggambarkan berbagai fase kehidupan Affandi. Ada kegembiraan, kesedihan, harapan, dan juga keputusasaan. Ini bukan sekadar karya seni, melainkan cerminan dari perjalanan hidup seorang manusia yang telah melewati berbagai pasang surut kehidupan.
Saya tertegun di hadapan salah satu lukisan yang menggambarkan pantai Parangtritis menjelang malam.
Goresan-goresan kasar dan perpaduan warna gelap dengan semburat kuning dari matahari yang hampir tenggelam memunculkan suasana pantai yang sunyi namun penuh energi, membuat saya merinding seakan-akan saya sedang berdiri di tepi pantai saat malam mulai menyelimuti.Â