Mohon tunggu...
Pendidikan

Penguatan Pendidikan Karakter Generasi Millennial untuk Menyiapkan Bangsa Menghadapi Era Digital

29 November 2018   05:10 Diperbarui: 29 November 2018   05:36 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan karakter erat kaitannya dengan akhlak dan kebiasaan. Akhlak sudah ada dalam diri setiap manusia. Tinggal kita yang mengolah akhlak tersebut akan dikembangkan kearah yang lebih baik atau buruk. Setelah karakter itu dikelola dalam hal akhlaq dan kebiasaan baik maka perlu dilakukan langkah berikutnya yaitu penguatan karakter ini agar tidak mudah hilang dan dipengaruhi.

Pada tahun 2025-2030 rata-rata usia masyarakat Indonesia berumur 16-64 tahun ini menjadi bonus demografi bagi bangsa Indonesia. Dimana usia 16-64 tahun merupakan usia produktif dengan jumlah masyarakat yang berumur 16-64 tahun dapat dikatakan banyak. 

Bonus demografi ini dapat menjadi pedang bermata dua bagi bangsa Indonesia. Dapat dikatakan demikian karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak dan mereka kebayakan berada di usia produktif maka apabila hal ini dilakukan penyiapan dari segi ketrampilan, kompetensi melalui pendidikan, dan dioptimalkan. Maka bonus demografi itu akan memajukan bangsa Indonesia ini dan negara Indonesia dapat bersaing di dunia Internasional. 

Namun jika dengan jumlah penduduk yang begitu banyak tidak disiapkan dan dioptimalkan maka akan menambah beban negara. Hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi hal buruk tersebut yaitu perlu dilakukan persiapan dan pengoptimalan dari berbagai bidang, khususnya pendidikan karakter.

Penguatan karakter itu penting. Dapat diawali melalui membaca, literasi. Literasi secara bahasa berarti membaca. Di Agama Islam ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5 yang merupakan perintah untuk membaca. 

Membaca dapat memperluas pengetahuan dan pemikiran kita. Membaca bukan hanya dari buku, atau bacaan lainnya dapat juga membaca kondisi yang sedang terjadi, membaca masalah yang ada saat ini dan lain sebagainnya. Dari kebiasaan membaca itu kemudian akan memperkuat karakter generasi.

Permasalahnannya saat ini di era digital yang semuannya serba instan dan berteknologi tinggi, yang kemudian melahirkan sebuah generasi yang disebut dengan generasi millennial. Generasi millennial istilah ini berasal dari kata millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. 

Penggolongan generasi millennial terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Generasi ini memiliki kebiasaan membaca namun daya tahan membacanya rendah. Mereka lebih suka dengan bermain gadget, internet, dan sosial media.

Generasi millennial ini memiliki karakteristik antara lain terkoneksi dengan medsos, lengket dengan gadget kehidupan mereka dengan gadget, internet sudah menyatu, hedon, sadar akan gaya hidup, dalam hal memilih karir biasanya mereka mencari yang pekerjaanya ringan namun penghasilannya besar. 

Generasi millennial memiliki empat kecerdasaan yaitu berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. Generasi milenial perlu diperkuat dalam hal pendidikan karakternya. Agar dengan keberadaan generasi ini dapat membawa kemajuan untuk bangsa Indonesia.

Langkah atau strategi literasi yang dapat dilakukan antara lain :

  • Meningkatkan minat membaca, membaca apa saja.
  • Setelah membaca usahakan memberikan komentar terhadap apa yang telah dibaca
  • Jangan hanya puas dengan membaca, yang selanjutnya dilakukan ialah berinovasi menulis dan mengembangkan dari apa yang telah dibaca.
  • Mengembangkan ide dan gagasan yang dimiliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun