Penggunaan antibiotik untuk mengobati suatu penyakit sudah lama digunakan sejak ribuan tahun lalu. Alexander Fleming pertama kali mengetahui sifat antibakterial dari penisilin tahun 1928. Beta-laktam adalah salah satu golongan antibiotik yang paling sering diresepkan dengan banyak indikasi klinis pada manusia dan hewan ternak. Golongan beta-laktam spektrum luas yang sering digunakan salah satunya adalah ampisilin.
Penggunaan antibiotik secara ekstensif dalam pengobatan manusia dan hewan secara signifikan telah menyebabkan seleksi dan penyebaran klon resistan dalam famili Enterobacteriaceae (contoh E. coli) selama beberapa tahun terakhir. Escherichia coli dikenal sebagai bakteri komensal non-invasif dan tidak berbahaya. Namun, resistansi antibiotik pada E. coli memainkan peran penting dalam penyebaran global karena merupakan bakteri yang paling umum ditemukan pada saluran cerna manusia dan ternak.
Â
Resistansi bakteri terhadap antibiotik adalah kemampuan bakteri untuk tahan terhadap gangguan aktivitas antibiotik. Penelitian Khoirani dkk. tahun 2019 yang telah dilakukan pada ayam di Jawa Barat menunjukkan 100% isolat E. coli resistan terhadap ampisilin. Hardiati dkk. juga melakukan penelitian pada tahun 2018 dan 2021, ditemukan bahwa 100% isolat E. coli asal ayam telah resistan terhadap ampisilin.
Selain pada ayam, resistansi E. coli pada berbagai sampel, hewan dan wilayah di Indonesia memang dinilai cukup tinggi. Penelitian Yaddi dkk. (2020) memperlihatkan data resistansi ampisilin pada E. coli yang diisolasi dari sampel kucing di klinik hewan Kota Depok berada di angka 66%.Â
Menurut Mustika dkk. (2015) Escherichia coli yang berasal dari sapi Bali juga tercatat 80% telah resistan ampisilin. Dengan demikian Escherichia coli dapat dianggap sebagai bakteri reservoir dan penyebar sifat resistansi.
Resistansi bakteri terhadap antibiotik adalah salah satu tantangan utama pengobatan penyakit infeksi bakteri saat ini. Bakteri patogen yang resistan terhadap antibiotik secara signifikan dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit pada manusia dan hewan yang terinfeksi.Â
Resistansi antibiotik dapat menyebabkan pilihan pengobatan yang terbatas atau bahkan tidak lengkap untuk digunakan oleh praktisi kedokteran manusia dan hewan.
Ampisilin telah menjadi salah satu antibiotik yang tidak efektif untuk pengobatan penyakit infeksi bakterial pada hewan, khususnya akibat E. coli. Penggunaan antibiotik secara bijak dan pembatasan penggunaan antibiotik secara luas dapat membantu mengurangi kondisi resistansi. Rotasi penggunaan antibiotik juga dapat meningkatkan kepekaan bakteri terhadap antibiotik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H