Mohon tunggu...
apriliadwipermatasari
apriliadwipermatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya sedang menempuh studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar diUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta

Saya memiliki hobi bernyanyi dan bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Emosional di Sekolah Dasar

19 Juni 2023   07:46 Diperbarui: 19 Juni 2023   07:49 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan, pendidikan tidak melulu membicarakan tentang pendidikan akademik saja melainkan terdapat pendidikan non akademik yang harus diterapkan siswa. Salah satu contohnya yakni dari aspek sosial dan emosional, aspek ini juga perlu diperhatikan. Pada jenjang Sekolah Dasar pendidikan sosial emosional ini dapat dilihat dari perkembangan emosi yang berbeda-beda di setiap siswa. Perkembangan emosi merupakan hal yang penting untuk diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar. Dengan adanya pengajaran tentang pengembangan emosi siswa mampu mengelola emosinya dengan baik dan sehat. Sebagai contoh ketika seorang siswa SD sedang emosi, melalui pengajaran emosi mereka diajak untuk mengidentifikasi emosi mereka sendiri serta membantu mereka untuk menenangkan diri. Selain itu dengan pengajaran emosi yang dimiliki anak mampu meningkatkan prestasi akademik. Ketika anak dapat mengatur emosinya sendiri, mereka akan cenderung memiliki konsentrasi yang lebih sehingga akan mempengaruhi pencapaian akademik siswa. Dalam hal ini emosi memiliki peranan yang penting yaitu sebagai sarana berkomunikasi. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian serta tingkah laku anak.

Pengertian Emosi dan Perkembangan Emosi

Emosi merupakan suatu perasaan yang timbul dalam diri seseorang untuk mengungkapkan kenyamanan ataupun ketidaknyamanan dari suatu peristiwa yang sedang terjadi. Emosi juga bisa dikatakan sebuah perasaan dari dalam yang muncul akibat perilaku suatu individu yang biasanya disertai dengan perasaan yang tidak terkontrol. Ruang lingkup emosi tidak hanya sampai pada rasa jengkel, kesal, dan marah melainkan emosi merupakan sebuah perasaan yang timbul dalam hati dalam melakukan sesuatu. Sedangkan perkembangan emosi merupakan suatu proses di mana siswa diajak untuk mengenali memahami serta mengelola emosi diri sendiri merespon emosi orang lain. Tentunya dalam sebuah kehidupan, perkembangan emosi ini semakin berkembang dari masa kanak-kanak sampai usia lanjut. Selain memahami serta mengelola emosinya anak juga diajak untuk belajar mengenali emosi dasar seperti perasaan senang, sedih, marah, takut, serta cemas.

Perkembangan Emosi Siswa SD

Perkembangan emosi pada anak Sekolah Dasar dimulai pada usia 5 tahun. Pada rentan  usia ini, anak mampu belajar aturan yang berlaku secara sederhana sebagai contoh tidur siang dan berdoa sebelum makan. Selain itu anak juga memiliki keterampilan untuk menjaga sebuah kerahasiaan dan keadilan. Selanjutnya pada usia 6 tahun, anak sudah jauh memahami emosi seperti anak sudah mampu merasakan rasa sedih, senang, cemburu, dan bangga. Sebagai contoh aku merasakan sedih ketika Mama telat menjemputku di sekolah dan aku merasa bangga ketika aku mendapatkan nilai ulangan 100. Selanjutnya pada usia 7 sampai 8 tahun emosi anak telah memiliki penghayatan akan rasa malu dan rasa kebanggaan. Pada tahap ini juga anak mulai peka terhadap apa yang dialami oleh orang-orang di sekitarnya. Sebagai contoh aku juga akan merasakan sedih ketika ditinggal oleh orang yang kita sayangi selama-lamanya. Pada usia 9 sampai 10 tahun, anak sudah mampu mengontrol emosinya dalam situasi tertentu. Selain itu anak juga belajar untuk mengendalikan dan menyesuaikan emosi yang ada dalam dirinya. Sebagai contoh anak sudah mulai mengerti alasan-alasan yang membuat diriku senang, sedih, ataupun kecewa. Terakhir pada usia 11 sampai 12 tahun, anak sudah mampu membedakan mana yang perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk dan aturan yang sifatnya lebih kompleks dibandingkan sebelumnya.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak

Perkembangan emosi pada anak umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang ada dalam diri anak serta faktor dari luar diri anak. Faktor tersebut antara lain : (1) adanya perkembangan kognitif. Perkembangan emosi dari dalam diri anak hal ini disebabkan karena seiring perkembangan kognitif anak mampu untuk mengenali memahami serta mengungkapkan emosi sampai pada anak mampu memahami penyebab emosi. (2) pengalaman hidup. Peristiwa dalam suatu kehidupan sering kali juga mampu mempengaruhi perkembangan emosi pada anak. Sebagai contoh ketika anak kehilangan orang yang dicintainya sehingga menyebabkan kesedihan yang mendalam. Pastinya dukungan dari keluarga akan memberikan pengaruh emosi yang positif begitu juga sebaliknya. (3) lingkungan keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama dan paling utama dalam membentuk perkembangan emosi anak. Gaya pola asuh keluarga terhadap anak memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan emosi anak. Anak yang tumbuh dalam sebuah keluarga yang penuh kasih sayang akan mendorong perkembangan emosi yang positif. (4) interaksi sosial. Interaksi sosial yang dilakukan anak seperti dengan teman, guru, maupun orang dewasa mampu mempengaruhi emosi pada anak. Ketika anak diterima dengan baik pada lingkungan sosialnya maka anak cenderung memiliki hubungan yang positif yang berpengaruh pada perkembangan emosinya.

Daftar Referensi:

Santrock, J. W. (2007). Child Development, Eleventh Edition. Jakarta: Erlangga.

Labudasari, E., & Sriastria, W. (2018). Perkembangan Emosi Pada Anak Sekolah Dasar. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon (pp. 5-6).

Neviyarni, S. (2023). PERKEMBANGAN EMOSI ANAK. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(2), 893-901.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun