HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksikan dan menghancurkan sel darah putih. HIV ini membuat daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga rentan terserang penyakit. Jika HIV tidak segera ditangani akan berkembang menjadi AIDS. AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) ini merupakan sekumpulan gejala yang timbul karena adanya infeksi HIV. Pada AIDS sistem kekebalan sepenuhnya hilang. AIDS ini merupakan stadium akhir dari HIV.
HIV merupakan infeksi menular seksual (IMS) dimana penyebaran virus dapat terjadi ketika berhubungan intim tanpa memakai pengaman dan sering berganti pasangan untuk berhubungan intim lalu faktor lainya seperti pengguna jarum suntik bersama. Proses penyebaran HIV terjadi ketika adanya sentuhan melaui cairan dalam tubuh penderita kepada orang lain contohnya darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Tetapi perlu dingat bahwa HIV/AIDS tidak menyebar melaui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Berdasarkan dari sumber data United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) tahun 2019, 3,5 juta populasi di Asia Tenggara ini terinfeksi HIV. Hal ini membuat Asia Tenggara berada di urutan kedua populasi tertinggi yang  terinfeksi HIV. Akibat dari tingginya populasi orang yang terinfeksi HIV di Asia Tenggara mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini. Sedangkan pada tahun 2021, secara mendunia menurut WHO sekitar 38,4 juta jiwa hidup dengan virus HIV, lalu di perkirakan sekitar 0,7% persen dari usia 15 hingga 49 tahun. Menurut WHO Afrika Wilayah yang terkena virus HIV cukup parah, kasus kematian karena virus HIV yaitu sekitar 650.000 di seluruh dunia pada tahun 2021.Â
Jumlah Kasus HIV/AIDS di Indonesia
Kasus HIV di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, terdapat 482 Kabupaten/Kota yang melaporkan kasus HIV AIDS pada rentang waktu Januari hingga Desember 2021. Sebanyak 4.055.600 orang dites HIV pada bulan Januari -- Desember. Hasilnya ditemukan sebanyak 36.902 orang positif HIV dan sebanyak 30.160 orang telah menjalankan pengobatan ARV. Jika dikumulatifkan dari tahun 2009-2021, kasus HIV di Indonesia sebanyak 456.453 orang. Sedangkan untuk kasus AIDS sebanyak 135.490 kasus. Jauhnya jarak angka antara angka HIV dan AIDS ini terjadi karena proses peralihan dari infeksi HIV ke AIDS membutuhkan waktu lima hingga sepuluh tahun jika tidak ada tindakan medis seperti minum obat antiretroviral untuk mengendalikan jumlah virus HIV di tubuh. Data tersebut membuktikan bahwa persebaran kasus HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatan.
Virus HIV bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa. Berdasarkan kategori umur jumlah kasus ODHIV (Orang Dengan HIV) Â di Indonesia pada rentang waktu Januari hingga Desember 2021 yaitu sebanyak:
- Umur kurang dari 4 tahun sebesar 1,4%
- Umur 5 hingga 14 tahun sebesar 0,8%
- Umur 15 hingga 19 tahun sebesae 3,1%
- Umur 20 hingga 24 tahun sebesar 16,9%
- Umur kurang dari 50 tahun sekitar 8,1%
- Umur 24 hingga 49 tahun sekitar 69,7%
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Indonesia presentase ODHIV tertinggi ada pada kategori umur 24 hingga 49 tahun sedangkan presentase AIDS tertinggi ada pada kategori umur 30-39 tahun sebesar 34,2%. HIV/AIDS didominasi oleh laki-laki yaitu sebesar 70% sedangkan pada wanita presentase nya sebesar 30%. Jadi, dari sisi jenis kelamin presentase HIV/AIDS ini selalu lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan yang artinya HIV/AIDS ini banyak menyerang pada laki-laki.
Faktor Penyebab HIV/AIDS
Hubungan seksual yang tidak aman ini selalu menjadi faktor penyebab virus HIV. Namun, penularan virus HIV/AIDS ini bukan hanya dari adanya hubungan seksual yang tidak aman saja. Penularan HIV terjadi saat cairan tubuh penderita (bisa darah, sperma, atau cairan vagina), masuk ke dalam tubuh orang lain. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang bisa menyebabkan penularan virus HIV/AIDS :
- Hubungan seksual. Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (seks anal). Meski sangat jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Namun, penularan lewat seks oral hanya terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya akibat gusi berdarah atau sariawan. Menurut kementerian kesehatan presentase penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual ini sebesar 13,6% (Heteroseksual) dan 27,7% (Homoseksual).
- Penggunaan jarum suntik. Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Penularan bisa terjadi jika berbagi pakai jarum suntik ketika menggunakan NAPZA atau saat membuat tato. Di Indonesia penularan presentase penularan dengan menggunakan jarum suntik ini sebesar 0,6%.
- Tranfusi darah. Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita HIV. Namun, kemungkinan terjadinya penularan ini cukup rendah. Hal ini karena sekarang pendonor darah harus melewati skrining HIV dan infeksi lainnya terlebih dahulu.
Namun ada juga yang tidak mengetahui apa penyebab sebenarnya ODHA tersebut terkena HIV/AIDS. Menurut data kementerian kesehatan 49,3% populasi tertular ODHA namun tidak diketahui apa penyebabnya dan sebesar 8,7% populasi di Indonesia tertular ODHA dengan faktor penyebab lain-lain. ODHA juga bisa ditemukan di beberapa kelompok berikut :
- Kelompok populasi penularan oleh pekerja seks (WPS) sebesar 3%
- Kelompok Laki-laki berhbungan Seks dengan Laki-Laki (LSL)sebesar 26,6%
- Waria sebesar 1,1%
- Penggunan Napza Suntik (Penasun) sebesar 0,6%
- Kelompok Warga Binaan Pemasyarakataan (WBP) sebesar 1%
- Ibu hamil sebesar 12,1%
- Pasien TB sebesar 12,2%
- Pasien IMS sebesar 0,8%
Cara Mencegah dan Pengobatan Penularan HIV