Pada artikel kali ini, penulis akan membahas tentang Media Global dan Media Lokal dalam Budaya Media. Namun, sebelumnya perlu kita ketahui terlebih dahulu apa itu media global, media lokal serta apa kaitannya dengan budaya media. Media global adalah sebuah jaringan informasi yang terhubung secara global atau mendunia.
Awal mula penyebarannya adalah pada tahun 1980an yang bertepatan dengan munculnya teknologi digital dan sistem satelit  yang baru. Mulai pada awal berdirinya, media Global didominasi oleh arus informasi dan hiburan internasional di semua sektor media besar. Arus informasi global dan hiburan tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya media yang semakin hari semakin pesat perkembangannya.
Bagaimana dengan media lokal? Sampai saat ini, definisi media lokal hanya sebatas sebuah jaringan informasi yang terhubung secara lokal. Media lokal ini sistem penyiarannya hanya berfokus pada suatu wilayah tertentu, bahkan tayangannya juga merupakan tayangan lokal dimana hanya berita-berita atau informasi dari suatu wilayah tertentu yang ditayangkan.Â
Salah satu contoh yang paling mudah ditemui di Indonesia yaitu ADiTV Jogja. ADiTV Jogja merupakan sebuah channel media, yang menayangkan informasi-informasi yang berkaitan dengan Yogyakarta. Tayangan-tayangan yang berupa hiburanpun masih menampakkan ciri khas dari Yogyakarta.
Lalu, bagaimana kaitannya media global dan media lokal dengan budaya media? Menurut Umar Kayam, budaya media merupakan suatu kondisi dari proses kebudayaan dimana komunikasi dua arah dari berbagai unsur budaya dalam membentuk suatu interaksi media. Budaya media sangat mempengaruhi perkembangan media global dan media lokal. Hal ini terjadi karena budaya media yang semakin hari semakin berkembang pesat dengan adanya globalisasi budaya. Proses ini ditandai oleh konsumsi budaya bersama yang dibantu oleh Internet, media budaya masyarakat, dan perjalanan luar negeri.Â
Di Indonesia sendiri, budaya media sudah sangat berdampak bagi media lokal. Salah satu dampak dari budaya media itu sendiri adalah terjadinya perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial sebagai akibat dari perbuatannya itu. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa budaya media telah mengubah pola tujuan atau konsentrasi dalam mengembangkan sebuah media lokal. Pada masa sekarang ini memang nilai ekonomi yang paling dipertimbangkan ketika akan mengembangkan sebuah media.Â
Salah satu cara untuk mengejar target ekonomi tersebut adalah dengan meningkatkan rating. Yang sangat disayangkan disini adalah, budaya media mendorong para pemilik media untuk berfokus pada nilai ekonomi saja, sehingga tidak mempertimbangkan nilai dari apa yang mereka tayangkan.Â
Bahkan, tidak sedikit dari banyaknya media di Indonesia yang melanggar etika media dengan dorongan budaya media tersebut. Persaingan pasar bebas media dapat berakibat sebagian pemilik dan praktisi media menjual profesionalitas, kode etik, dan tanggung jawab moral jurnalisme hanya untuk mencapai tujuan ekonominya saja.Â
Adanya dorongan budaya media dalam media lokal yang sangat berkaitan erat dengan nilai ekonomi tersebut tentu akan berdampak besar bagi masyarakat. Salah satu dampak dari budaya media tersebut adalah masuknya modal asing dalam kepemilikian media sehingga mampu membawa masuk budaya barat ke delam masyarakat lokal.Â
Masuknya budaya Barat ke dalam budaya masyarakat lokal bisa melalui isi yang ditampilkan oleh media sehingga dapat berakibat pada penjajahan budaya di masyarakat lokal. Maka dari itu, kita sebagai masyarakat yang hidup di masa globalisasi budaya media harus pandai untuk berliterasi media agar kita tidak mudah terkena dampak dari budaya media tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H