Mohon tunggu...
Aprilia
Aprilia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Jember

Mahasiswa Ilmu kesejahteraan Sosial yang tertarik pada isu sosial dan isu gender

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangkitkan Usaha Koyah dengan Inovasi Program Kerja KKN UNEJ Back To Village III di Masa Pandemi Covid-19

8 September 2021   13:04 Diperbarui: 8 September 2021   14:08 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar 3. Pembuatan Koyah Bersama Bu Salamah 17 Agustus 2021)/Sumber: Dok. Aprilia

Program KKN UNEJ BTV sudah menginjak periode ke 3, yang mana program ini merupakan program Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan di kampung halaman mahasiswa masing-masing atau lebih dikenal dengan Back To Village. Kegiatan KKN Back To Village ini dicanangkan karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai namun mahasiswa masih  mempunyai kewajiban untuk mengaplikasikan ilmunya yang sudah didapat dalam bangku perkuliahan kepada masyarakat sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Pihak Universitas Jember sudah menyiapakan segala kebutuhan penunjang pelaksanaan KKN yang dilakukan di desa masing-masing mulai dari pilihan tematik bagi mahasiswa hingga penyediaan website yang dikhususkan untuk mempermudah pelaksanaan KKN.

Desa Sawentar merupakan salah satu desa yang dijadikan sasaran KKN penulis kali ini. Sawentar adalah salah satu Desa di wilayah Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Lahan di Desa Sawentar terbilang luas apalagi lahan pertaniannya, yang menjadikan mata pencaharian mayoritas di Desa Sawentar adalah petani dan buruh tani. Selain bergerak dibidang pertanian, usaha dibidang dagang atau lebih dikenal dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) juga tersebar diberbagai Dusun.

Di Dusun Tawang terdapat usaha kerupuk gambir, kue basah, abon, telur asin serta sambal kacang, di Dusun Centong terdapat usaha pisang molen, opak gambir, kain batik, batako serta koyah, di Dusun Tegalrejo terdapat usaha batako serta berbagai jenis keripik dan di Dusun Sambong terdapat usaha rempeyek serta bawang goreng. Dengan banyaknya UMKM yang ada di Desa Sawentar, Penulis KKN tertarik untuk mengambil tematik Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19.

Salah satu UMKM yang menarik minat penulis untuk dijadikan sasaran KKN adalah usaha jajanan kering tradisional kering milik Bu Salamah yang berada di Dusun Centong, produk unggulannya merupakan jajan koyah, koyah merupakan jajan kue kering tradisional yang popular dari bubuk kacang hijau manis berwarna putih. Usaha Bu Salamah ini berdiri dari tahun 2015, sebelumnya beliau memiliki usaha bordir bersama suaminya namun karena suaminya sudah tiada maka usaha bordir juga terhenti lalu, Bu Salamah memutuskan untuk melakukan usaha kue kering tradisional yang mana keahlian ini beliau dapatkan dari orangtua beliau yang dulunya sering membuat kue kering tradisional saat beliau masih kecil.

Bu Salamah melakukan produksi jajan kue kering tradisional di rumahnya dengan bantuan tetangganya jika pesanan yang diterima cukup banyak dan tidak bisa dikerjakan sendiri. Untuk produksi yang tidak telalu banyak, terkadang beliau juga dibantu oleh anaknya yang berusia 20 tahun. Produksi kue koyah Bu Salamah memerlukan waktu sekitar 3-4 hari karena memakan waktu yang cukup lama pada saat pengeringannya.

Proses pembuatan koyah Bu Salamah dilakukan dengan cara menggoreng kacang hijau yang telah disiapkan. Setelah digoreng, kacang hijau dibiarkan dingin terlebih dahulu karena setelah itu akan dilakukan pengupasan kulit kacang hijau. Setelah kacang hijau terpisah dari kulitnya, maka langkah selanjutnya adalah penggilingan kacang hijau sampai menjadi bubuk kacang hijau. 

Bubuk kacang hijau itu kemudian dicetak, pencetakan dilakukan sesuai dengan bentuk dari cetakan yang sudah tersedia, ada yang berbentuk kotak dan bulat. Setelah melalui proses pencetakan maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah proses pengeringan. Bu Salamah melakukan pengeringan dengan 2 metode, yang pertama menggunakan metode konvensional dengan cara dijemur dibawah sinar matahari selama setengah hari, pengeringan selanjutnya yaitu menggunakan oven. Bu Salamah menuturkan bahwa tujuan dari pengeringan yang dilakukan 2 kali ini adalah agar produk bisa tahan lama, koyah Bu Salamah ini bisa tahan lama selama 6 bulan.

Menurut Bu Salamah, produksi jajanan kue kering terutama koyah di masa pandemi ini sungguh memerlukan effort yang lebih karena, jika beliau tidak berinisiatif untuk menitipkan jajanannya di toko-toko, maka beliau tidak mempunyai penghasilan sebab usaha kue kering tradisional ini merupakan mata pencaharian utama beliau, dan beliau mempunyai tanggungan menyekolahkan anaknya yang berusia 20 tahun. Selain itu beliau juga kurang bisa mengoperasikan e-commerce dan lebih aktif di media sosial, meskipun demikian pemasaran yang beliau lakukan di media sosial terutama Whatsapp kurang efektif karena beliau mengunggah semua produk tanpa mencatumkan harga sedangkan, status Whatsapp sifatnya hanya bertahan 24 jam jadi, untuk promosi beliau harus upload produk sebanyak itu setiap hari. Maka dari itu, penulis KKN Unej Back To Village 3 membantu usaha beliau dengan membuat program kerja yang sesuai dengan permasalahan yang beliau utarakan.

(Gambar 3. Pembuatan Koyah Bersama Bu Salamah 17 Agustus 2021)/Sumber: Dok. Aprilia
(Gambar 3. Pembuatan Koyah Bersama Bu Salamah 17 Agustus 2021)/Sumber: Dok. Aprilia
Program kerja inovasi yang dibuat oleh penulis yang pertama adalah foto produk. Foto produk ini digunakan untuk pembuatan katalog online serta offline. Melakukan foto produk ini mendatangkan mentor yang ahli dalam bidang fotografi yaitu Owner dari Mooiphoto.co, tujuan mengahadirkan mentor yang ahli dalam bidang fotografi adalah jika nantinya Bu Salamah ingin memperbarui foto produk katalog sendiri dengan menggunakan smartphone, beliau bisa melakukan sendiri dengan bantuan anaknya karena sudah mendapat bekal dari mentor tersebut. 

Setelah melakukan foto produk, program kerja selanjutnya adalah pembuatan katalog secara online agar bisa menjangkau banyak konsumen diluar sana, pembuatan katalog ini mempermudah calon konsumen dalam mengetahui produk serta harga dari tiap itemnya dan langsung bisa memesan melalui kontak yang tertera.

Program selanjutnya adalah pelatihan mengenai pembukuan yang tujuannya untuk mengetahui laba bersih yang dihasilkan oleh bu Salamah, sekaligus agar bisa memperhitungkan anggaran biaya untuk produksi, untuk pelatihan mengenai pembukuan dan pemasaran online didampingi oleh mentor dari Dinas Koperasi dan UM Kota Blitar. Hasil dalam pelatihan ini Bu Salamah dapat mengerjakan pembukuan serta pemasaran menggunakan media sosial pun dapat dengan mudah dilakukan. Kegiatan KKN ini dilakukan selama 30 hari sesuai dengan timeline KKN yang sudah dibuat dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing lapang. (ApriliaWulandari/180910301012/KKN11/SAWENTAR/LWB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun