Lepaskan beban berat, agar bergerak lebih cepat.
Seringkali terdapat kesulitan untuk merubah rutinitas gaya hidup kita. Apabila gaya hidup yang kita miliki tidak berubah, jika kita ingin bergerak lebih cepat dengan menambah percepatan, maka hal yang dilakukan adalah dengan mengurangi massa (berat) yang ada.
Dalam sebuah rumus disebutkanF = m.a, dimana F adalah Gaya, m adalah massa (berat) , a adalah percepatan. Gaya hidup seseorang ditentukan oleh berat dan percepatan seseroang tersebut.
Sebagai contoh, mobil dengan muatan (massa) penuh maka tidak akan pernah bisa melaju dengan kencang, seperti truk, dan kendaraan berat lain. Tetapi mobil Formula satu dapat meluncur dengan kencang karena jumlah muatan (massa) sangat kecil.
Hidup memang tidak bisa dikalkulasikan dengan rumus, tetapi hal tersebut bisa menjadikan cara berpikir kita sebagai insan manusia yang telah dikaruniakan olehNya dengan akal dan pikiran. Menurut penulis ada dua beban (massa) yang ada pada diri masing-masing, yang pertama adalah beban secara fisik, kemudian yang kedua beban non fisik.
Seseorang yang mempunyai berat badan berlebih atau obesitas, saat berlari tentunya akan berada dibelakang orang dengan berat badan ideal. Dengan berat badan ideal, seseorang jauh lebih sehat dan mempunyai angka harapan hidup yang tinggi.
Orang yang obesitas mempunyai riwayat kesehatan yang tidak baik dan rawan terkena penyakit kronik hingga serangan jantung dan pembuluh darah. Sebuah studi terbaru membuktikan bahwa orang obesitas cenderung kurang produktif ditempat kerja, gampang lelah serta rentan cedera. Aliran darah menuju otak menurun sehingga suplai oksigen terbatas. Maka saat menegrjakan tugaspun cenderung melambat.
Sebagaimana cara hidup orang Jepang yang kebanyakan mempunyai berat badan ideal sehingga produktivitas kerja sangat tinggi. Kini, banyak pula perusahaan didalam negeri ketika membuka suatu lowongan pekerjaan, salah satu syarat yang diajukan adalah medical check up, salah satunya adalah menentukan berat ideal calon karyawan. Tujuannya tentu agar produktivitas sebuah perusahaan tersebut meningkat. Inilah yang kami sebut dengan beban fisik.
Beban non fisik juga mempunyai pengaruh besar dalam diri, terutama pada pola pikir kita. Pada beberapa contoh, apabila kita bekerja dengan mempunyai banyak keinginan untuk melakukan suatu hal yang ingin segera direalisasikan, akan lebih baik membuang beberapa (beban) keinginan tersebut dengan fokus pada satu keinginan dengan mengutamakan yang paling penting dan mendesak, kemudian apabila satu hal tersebut telah selesai maka dapat dilanjutkan ke hal yang lain. Karena satu hal keinginan yang telah terwujud itu lebih baik daripada seribu kengininan tapi masih dalam angan-angan.
Dengan fokus pada satu hal saja, maka kita telah mengurangi beban pikiran kita yang sebelumnya dipenuhi banyak hal dan mungkin bisa overload karena keterbatasan kemampuan berpikir kita. Sehingga dengan beban (massa) pikiran yang sedikit tentu akan mempercepat pola pikir kita, sehingga satu hal tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Beban selanjutnya adalah beban masa lalu, setiap orang pasti akan mempunyai masa lalu yang menjadi kenangan, ada kenangan yang indah dan kenangan yang menyakitkan. Kenangan masa lalu yang pahit ini dalam beberapa kondisi seringkali menjadikan beban dalam pikiran. Seperti terpenjara dalam alam bawah sadar manusia, dan kadang mempengaruhi cara berpikir kita.
Sebagai contoh seorang pengusaha muda yang sudah terkenal, mempunyai masa lalu akan kegagalannya dalam mendirikan sebuah usaha, banyak modal yang hilang akibat ditipu oleh lawan maupun kawan. Terkadang rasa takut akan hal tersebut selalu terlintas dalam pikiran ketika akan melangkah untuk bangkit dan mendirikan kembali usahanya. Tetapi keinginan untuk membuang jauh beban kenangan buruk tersebut, membuat kecepatan berpikirnya meningkat sehingga tidak terkukung masa lalu, dan pada akhirnya berhasil mendirikan kembali usahanya dahulu, hingga meraih kembali kesuksesannya.
Maka lepaskan beban yang memberatkan, agar bergerak lebih cepat menyambut tantangan selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI