Mohon tunggu...
Cak Koekoeh
Cak Koekoeh Mohon Tunggu... Administrasi - Researcher

"Banyaknya ilmu yang beterbangan diatas kepala kita, maka ikatlah dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

“Jokonomic”, Tantangan Ekonomi dari Joko Widodo Pada KAA 2015

23 April 2015   15:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:45 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meminjam istilah Abenomic dari PM Jepang Shinzo Abe yang dianggap sebagai doktrin baru penyelamat ekonomi Jepang dari pemerintahan itu sendiri. Kebijakan tersebut sama dengan kebijakan beberapa negara lain diseluruh dunia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dimana saat itu pemerintahan Abe tengah fokus dalam upaya mencapai inflasi, Jepang sendiri yang terjebak di zona deflasi selama lebih dari dua dekade. Dampak positifnya terlihat dari meningkatnya Gross Domestic Product (GDP) Jepang.

Pasca perang dunia II, dunia saat itu dihadapkan pada dua kekuatan blok yaitu Amerika Serikat yang mewakili ideologi liberalis disebut Blok Barat dan Uni Sovyet dengan ideologi komunisnya sebagai Blok Timur. Kedua negara mempelopori terjadinya perubahan peta politik dunia. Dalam perkembangan selanjutnya Amerika Serikat dan Uni Sovyet membentuk persekutuan-persekutuan.

Persaingan kedua negara adikuasa menimbulkan kekhawatiran dunia internasional, karena kedua negara berusaha mencari kelemahan pihak lawan. Dalam persaingan ini, negara-negara didunia ketiga menjadi wilayah persaingan buat kedua Blok tersebut. Persaingan kedua kelompok tersebut memberikan dampak, antara lain beberapa negara menjadi terpecah belah seperti Vietnam Utara dan Selatan, Jerman Barat dan Timur, Korea Selatan dan Utara.

Dalam kondisi seperti itu, lahir dorongan yang kuat dari para pemimpin dunia ketiga untuk dapat keluar dari tekanan dua negara tersebut. Soekarno dan beberapa pemimpin dari Asia serta Afrika merasakan suhu ketegangan yang terjadi pada masa itu tidak jauh berbeda dengan kolonialisme dalam bentuk lain.

Terbentuknya KAA pertama tahun 1955 bertempat di Bandung, Indonesia, dengan 29 Kepala Negara Asia dan Afrika bertemu membahas masalah dan kepentingan bersama. Salah satu tujuannya adalah untuk tidak terlibat dalam sengketa perang dingin dari kedua Blok adikuasa tersebut. Pada pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menyebutkan bahwa bangsa Indonesia ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Yang diimplementasikan menjadi landasan politik luar negeri bebas aktif Indonesia. Sejak saat itu pesona Bandung dimata negara-negara Asia Afrika menjadi daya tarik tersendiri, sehingga kota ini dinobatkan sebagai Ibukota Asia Afrika.

Pengaruh penting dari Konferensi Asia-Afrika saat itu adalah (1) berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya perang yang bersumber dari persengketaan negara-negara.(2) Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin meningkat. (3) Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia dan beberapa negara mulai diikuti oleh negara-negara lain yang tidak masuk dalam Blok Barat maupun Blok Timur.

Saat ini dunia berada pada dua kutub kekuatan besar ekonomi dunia yakni Amerika Serikat yang masih mewakili ideologi liberalis dengan Tiongkok yang menggantikan Uni Sovyet mewakili ideologi komunis. Abad 21 diyakini akan menjadi kebangkitan Asia, Tiongkok akan membuat sejarah baru perekonomian dunia. Oleh karena itu, berbagai kerja sama ekonomi antar negara semakin berkembang di Asia. Optimisme yang tinggi telah menumbuhkan percaya diri bangsa Asia lainnya bahwa mereka juga bisa bangkit. Apalagi jumlah penduduk Tiongkok merupakan yang terbesar di dunia, membuat kebangkitan ekonomi di Tiongkok mampu mengubah peta ekonomi dunia. Kekuatan ekonomi dunia mulai terbagi, Tiongkok di belahan bumi timur, dan Amerika Serikat di barat.

Sedangkan Amerika Serikat sendiri masih menjadi yang teratas sebagai kekuatan ekonomi dunia, namun akibat resesi besar yang menimpa ekonomi Amerika Serikat membuat negara ini khawatir walaupun beberapa tahun ini mulai memulihkan diri setelah mengalami kelesuan dalam waktu relatif lama. Keunggulan teknologi Amerika Serikat membantunya menghidupkan kembali perekonomian negeri Paman Sam.

Ditengah dua kekuatan ekonomi dunia tersebut, Indonesia dan negara-negara anggota KAA mempunyai peranan penting sebagai penyeimbang dari dua kutub ekonomi dunia tersebut. Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 2015 ini diharapkan menjadi Blok baru kekuatan ekonomi dunia yang dipelopori oleh Indonesia. KAA menjadi relevan bila diarahkan untuk mengelola perkembangan ekonomi global yang semakin tidak adil dan menguntungkan blok ekonomi tertentu. Negara-negara anggota KAA dapat berbagi kebijakan dalam mengelolah sektor-sektor strategis seperti energi dan perdagangan.

Karena masa depan ekonomi dunia berada pada negara-negara di Asia-Afrika. Potensi yang dimiliki adalah kekuatan ekonomi global telah bergerak ke Asia yang ditandai dengan dominasi ekonomi Tiongkok dan India. Ini merupakan sebuah modal besar untuk mewujudkan cita-cita pada pendiri KAA dahulu. Biarpun India dan Tiongkok sebagai kekuatan besar ekonomi,tetapi Indonesia memiliki kekuatan sejarah dan tradisi dalam menggalang solidaritas negara-negara Asia Afrika.

Semangat revolusi mental dari visi Jokowi ikut mewarnai tataran KAA kali ini, dengan harapan mampu menumbuhkan semangat pembaharuan ekonomi pada negara-negara anggota konferensi untuk berjuang melawan kolonialisme modern yang sampai saat ini sudah memasuki seluruh lapisan bangsa, serta mendesak adanya perubahan pada arsitektur keuangan global.

Pidato Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa dalam perbaikan ekonomi dunia tidak harus melalui IMF, Bank Dunia, ADB. Sebagaimana yang Jokowi lakukan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan menolak tawaran Bank Dunia untuk program perbaikan sungai. Presiden menilai tatanan ekonomi dunia saat ini masih penuh ketidakadilan. Negara-negara kaya seakan punya posisi lebih superior dan menentukan perekonomian global.

“ ....Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang usang yang perlu dibuang...”. inilah petikan dari pidato Presiden Jokowi diacara peringatan 60 tahun KAA. Pidato yang disampaikan dalam bahasa Indonesia ini juga meminta agar PBB direformasi serta mendukung kemerdekaan Palestina.

Gagasan Jokowi

Beberapa gagasan Jokowi dalam KAA berkeinginan untuk menginisiatifkan terbentuknya Bank Asia-Afrika guna mendukung perkembangan ekonomi. Seruan Presiden Jokowi untuk menggantikan peran lembaga keuangan global merupakan sebuah momentum yang tepat untuk membangkitkan semangat pembaharuan ekonomi kepada para pemimpin negara-negara Asia Afrika, guna menjadi penyeimbang lembaga-lembaga keuangan global yang dimiliki oleh negara-negara barat melalui lembaga transnasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF) dan bank-bank regional seperti Bank Pembangunan Asia (ADB).

Gagasan dari Presiden tersebut mengajak negara-negara peserta dengan beberapa cara, antara lain :

Pertama,

Mengurangi ketergantungan lembaga-lembaga keuangan global seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF) dan bank-bank regional seperti Bank Pembangunan Asia (ADB). Karena lembaga-lembaga tersebut terbukti tidak mampu memberikan daya saing dan stabilitas ekonomi bagi negara-negara berkembang di Asia dan Afrika. Yang terjadi adalah tidak terciptanya kemandirian ekonomi di negara-negara Asia dan Afrika.

Kedua,

Mengubah pola pikir para pemimpin negara-negara peserta KAA tentang cara pembangunan ekonomi tidak harus dengan lembaga-lembaga keuangan global tersebut. Contohlah Iran yang berhasil membangun dan membangkitkan ekonomi negaranya ditengah embargo ekonomi dunia.

Ketiga,

Memberikan masukan kepada negara-negara peserta untuk mendirikan Bank sendiri yang diprakarsai oleh negara-negara peserta guna menjadi penyeimbang lembaga keuangan yang ada sebelumnya tanpa merubah tataran yang sudah ada. Sehingga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara peserta secara mandiri tanpa ada intervensi dari blok ekonomi lain.

Peluang

Presiden siap mewujudkannya dengan didukung oleh Indonesia sebagai poros ekonomi baru dengan penggabungan antara jalur sutra Tiongkok dan poros maritim Jokowi sebagai jalur konektivitas perdagangan. Kesempatan pada KAA ini dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai jembatan maritim yang menghubungkan kedua benua antara Asia dengan Afrika.

Dalam pertemuan yang diselenggarakan bersama negara-negara kecil kepulauan dan negara yang memiliki laut. Perwakilan Afrika mengusulkan agar Asia Africa Center yang sebelumnya diusulkan untuk memperkuat kerja sama antar pemimpin di negara Asia dan Afrika agar ditambah dengan komponen kerja sama pembangunan laut dan sumber daya kelautan. Sebagai salah satu fokus utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang kelautan.

Para pemimpin Asia dan Afrika dituntut untuk memastikan tujuan akhir pengelolaan laut agar dapat mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Ada beberapa peluang untuk mewujudkan hal tersebut, antara lain :

Pertama,

Adanya Asia Africa Bussiness Summit merupakan sebuah pondasi yang kuat untuk mewujudkan perekonomian kawasan Asia-Afrika. Forum ini adalah wadah bagi dunia usaha untuk turut merealisasikan semangat Bandung melalui penguatan kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan. Kesempatan berharga untuk membentuk blok baru ekonomi dunia ini jangan sampai terlewatkan

Kedua,

Saat ini Tiongkok menggagas misi membangun kembali jalur sutra baru. Presiden Tiongkok Xi Jinping, kembali mengungkapkan misi besarnya yang ambisius untuk membangun jalur sutra maritim dalam Konferensi Asia Afrika 2015. Xi Jinping menegaskan komitmen Tiongkok untuk terus mendukung kerjasama Asia Afrika, salah satunya dengan membangun infrastruktur yang menghubungkan jalur perdagangan negara-negara Asia.

Untuk mewujudkan misi tersebut, Tiongkok telah siap meluncurkan Asian Infrastruktur Investment Bank (AAIB). Bank tersebut digunakan untuk mengelola pendanaan infrastruktur dikawasan Jalur Sutra Maritim agar lebih optimal. Dana awal yang disiapkan sebesar 16,23`juta US Dolar. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari komitmen yang disiapkan pemerintah Tiongkok untuk investasi proyek-proyek Jalur Sutra Maritim yang mencapai 450 miliar US Dolar.

Ketiga,

Semakin berkembangnya ekonomi negara-negara Asia-Afrika. Negara-negara Asia dan Afrika memilki porsi besar dalam bidang perdagangan dan ekonomi dunia Sejumlah data menyebutkan bahwa kawasan Asia Afrika memiliki potensi yang sangat besar, dengan pertumbuhan ekonomi Asia sebesar 4,9 persen dan Afrika sebesar 4,3 persen dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 51 persen dan investasi yang meningkat cukup tajam. Jokowi menyerukan untuk lebih meningkatkan kerja sama dalam ekonomi dan perdagangan serta kebijakan dan tindakan tepat, khusunya dalam meminimalkan perdagangan tarif dan non tarif, serta mendorong perdagangan langsung.

Hal ini diharapkan dapat mendorong peluang investasi kedua benua yang sangat besar, terutama di bidang manufaktur, pertanian, infrastruktur dan energi.

Semoga semangat Konferensi Asia Afrika ke 60 tahun kali ini bukan hanya mempererat kerjasama antar anggota, tetapi juga mampu membangkitkan ekonomi negara-negara anggota dari penindasan liberalisme dunia. Seperti halnya KAA pertama yang mampu membangkitkan kemerdekaan negara-negara dari cengkeraman kolonialisme modern.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun