Mohon tunggu...
Cak Koekoeh
Cak Koekoeh Mohon Tunggu... Administrasi - Researcher

"Banyaknya ilmu yang beterbangan diatas kepala kita, maka ikatlah dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Berkendaraan, Hindari Hal Berikut

20 Januari 2016   09:23 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecelakaan lalu lintas dipengaruhi  tiga faktor utama. Tiga faktor utama tersebut yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Faktor pertama adalah manusia sendiri. Faktor kedua adalah faktor kendaraan, dan faktor terakhir adalah faktor jalan. (PolresBantul, 2013)

Meningkatnya jumlah kendaraan tersebut juga memicu meningkatnya angka kecelakaan bagi mereka yang berkendaraan baik pribadi maupun umum karena pertumbuhan ruas jalan tidak sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan.

Sebagai contoh di Ibukota Jakarta, Panjang jalan Jakarta bergerak aman lamban, yakni rata-rata 0,01% per tahun. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor berlari lebih cepat, yakni berkisar 10-15% per tahun. Setidaknya saat ini ada 12 juta kendaraan bermotor di kota yang berpenduduk 9,5 juta jiwa ini. Mayoritas dari kendaraan tersebut didominasi oleh sepeda motor. Hingga akhir 2014, jumlah kendaraan di wilayah ini mencapai sekitar 17,5 juta unit. Dari total kendaraan bermotor, sepeda motor menyumbang sekitar 75% atau setara dengan sekitar 13 juta unit. Selamat datang di kota sepeda motor. Saat ini, jumlah panjang jalan Jakarta sekitar 6,86 juta kilometer (km) atau setara dengan sekitar 42 juta meter persegi (m2), sedangkan luas daratan Jakarta sekitar 661 kilometer persegi (km2). Oh ya, dari total panjang jalan sekitar 2% adalah jalan tol atau setara dengan 123 km. (edorusyanto.wordpress.com,2015).

Disamping kurangnya ruas jalan, faktor terjadinya kecelakaan yang terbesar adalah dari si manusia itu sendiri. Manusia berperan besar dalam menjaga keselamatan bagi dirinya sendiri maupun bagi pengguna jalan yang lain. Ketidak disiplinan dalam berkendara bukan hanya berbahaya bagi dirinya tetapi juga membahayakan orang lain. Sebagian besar kejadian kecelakaan diawali dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran rambu-rambu lalu lintas ini bisa terjadi karena sengaja melanggar peraturan, ketidaktahuan atau tidak adanya kesadaran terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan dalam berkendara.

Lebih parahnya lagi, jika para pengendara pura-pura tidak tahu tentang peraturan berkendara dan berlalu lintas. Selain itu, manusia sebagai pengguna jalan raya sering lalai dalam memperhatikan keselamatan dirinya dan orang lain dalam berkendara. Bahkan, tak jarang ditemukan pengendara yang sengaja ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan.

Tidak sedikit jumlah kecelakaan  yang terjadi di jalan raya diakibatkan kondisi pengendara dalam keadaan mengantuk bahkan mabuk sehingga mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya. Hal-hal konyol seperti sebenarnya sangat bisa diantisipasi.

Memang terlihat sepele, namun mengetahui cara yang harus dihindari dalam berkendara sangat diperlukan bagi manusia yang menjalankannya. Ini bukan hanya menyangkut keselamatan si pengendara sendiri tetapi juga keselamatan bagi pengguna jalan lainnya. Kecelakaan dijalan raya bukan hanya menyebabkan korban luka, tetapi juga hilangnya nyawa si pengendara.

Berdasarkan data yang disodorkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2009, tak kurang dari 1,2 juta jiwa melayang di jalan raya akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Lembaga perkumpulan bangsa sejagat itu juga menyebut, sekitar 87,2 persen kecelakaan itu terjadi di negara berkembang. Data yang tak jauh berbeda juga disodorkan Lembaga Keselamatan jalan raya Amerika Serikat (NHTSA).(Tempo,2011).

Berikut ini ada beberapa hal yang harus dihindari dalam berkendaraan, baik yang memakai roda dua, tiga, atau empat :

1.    Jangan berkendara dalam keadaan mengantuk.

Mengantuk memiliki presentase menyebabkan kecelakaan hingga 45 persen. saraf sensorik dan motorik orang yang sangat lelah dan mengantuk menurun kepekaannya. Sehingga, selain menyebabkan tidak konsentrasi lelah dan mengantuk juga menyebabkan tingkat refleks seseorang berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun