Mohon tunggu...
Lisa Aprianita
Lisa Aprianita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Amsal 13:30 » Siapa bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal akan menjadi malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika TKW 'Berkuasa' di Malaysia

17 Maret 2012   15:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13319989312078173586

Masih ingatkah dengan berbagai kasus yang menjerat para TKW Indonesia di Malaysia? Ada yang disika, diseterika, disiram air panas, diperkosa, bahkan dibunuh. Itulah potret suram TKW kita yang sedang mencari sesuap nasi untuk keluarganya. Mereka mengadu nasib di negeri orang dengan niat bekerja, tapi apa yang mereka dapatkan? Mereka mendapat berbagai perlakuan yang tidak menyenangkan dan tidak manusiawi, bahkan tidak digaji. Stigma itu harus segera dihapus. Tidak ada yang boleh merendahkan harga diri orang Indonesia di manapun ia berada! Sekalipun mereka (yang mempekerjakan para TKW) gencar mengatakan bahwa Indonesia-Malaysia adalah serumpun. Kabar gembira untuk para Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang akan bekerja di Malaysia. Pertemuan satgas gabungan Malaysia-Indonesia menghasilkan sebuah keputusan yang menguntungkan, setiap TKW hanya boleh melakukan satu jenis pekerjaan, misalnya memasak, mengurus anak, mengurus orang tua. TKW yang bekerja memasak tidak diperkenankan untuk mengurus anak. Dan majikan harus membayar minimal RM 700 (sekitar 2 juta rupiah). Para publik Malaysia pun protes dan tidak setuju dengan peraturan baru ini. Harian lokal Malaysia, The Star, menempatkan headline dengan judul : Employers: Let’s forget Indonesia and look for maids elsewhere. Di harian ini juga disebutkan, lebih baik mencari pekerja dari negara lain daripada pekerja Indonesia. Presiden dari Malaysian Maid Employers' Association, Engku Ahmad Fauzi Engku Muhsein berpendapat, "Itu tidak masuk akal. Kita harus mengubah gaya hidup kita dan hidup tanpa mereka (TKW) atau kita mulai merekrut dari negara-negara lain. Jika kita perlu bantuan untuk memasak, bersih-bersih dan mengasuh anak-anak, apakah kita harus menggaji tiga PRT." Bahkan seorang warga Penang menyebut peraturan tersebut sebagai hal yang bodoh. Menurutnya, tidak akan ada orang Malaysia yang mau mempekerjakan TKW dengan RM 700 hanya untuk satu pekerjaan. Saat ini ada 106 PRT Indonesia telah kembali dikirimkan ke Malaysia setelah moratorium TKI berakhir. Para PRT tersebut rencananya hanya akan menjalankan satu macam tugas saja untuk majikan-majikan mereka. Padahal selama ini tugas PRT di Malaysia adalah mencakup semua jenis pekerjaan, baik itu memasak, mengasuh anak, membersihkan rumah atau mengurus orang lanjut usia. Namun kini dilaporkan bahwa para PRT Indonesia yang dikirimkan ke Malaysia itu akan dilatih dalam empat macam tugas rutin rumah tangga: memasak, mengasuh bayi, mengurus orang lanjut usia dan membersihkan rumah. Namun nantinya mereka hanya akan menjalankan salah satu dari keempat tugas tersebut untuk majikan mereka. Sekarang para TKW Indonesia sudah merebut kembali 'harga diri'-nya. Mereka bisa 'menguasai' para majikan yang mempekerjakannya. Jika banyak orang Malaysia yang tidak setuju dengan peraturan baru ini, mereka harus mencari tenaga pekerja dari negara lain. Toh para TKW Indonesia sudah dibekali kemampuan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Bagaimana pendapat Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun