Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Kehidupan

14 Oktober 2020   19:11 Diperbarui: 14 Oktober 2020   19:47 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dewiku.com

Taukah engkau,  puisiku tanpa syair, aku biarkan mereka terdiam, tanpa aksara.

Untuk melukiskan indahnya pelangipun jemari tak sanggup meliukkan pena.

Bagiku kehidupan adalah syair tanpa kata, ingin kugoreskan dalam aksara bermakna.

Bila  aku, engkau hentikan menarikan pena,  taukah engkau? Engkau binasakan aku secara perlahan, bagai ikan menggelepar di daratan.

Aku tak pernah memaksa sang Pencipta menurunkan hujan ketika kemarau. Pun tak pernah bibir ini memaksa untuk engkau goreskan tulisan bermakna.

Biarlah puisi ini tanpa syair karena bagiku engkau syair kehidupan. 

Saat ini aku biarkan puisiku tanpa rasa

ADSN1919


Catatan :tayang di secangkirkopibersama.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun