Sebuah janji terucap, tetap bersembunyi dibalik  layar, tangan lain pemberi tak  terucap, Tuhan mencatatnya
Janji tetap terucap, merpati tak pernah ingkar, tak sangsikan. Janji dalam dekap bagai rembulan membungkus tubuh
Ternyata, hanya merpati yang tak pernah ingkar, ciptaan Tuhan berjari dua puluh sering abai, ucapan menguap bagai genangan terpanggang mentari
Mengacaukan aksara-aksara bermakna, goresan kecil tercipta bagai gigitan kepiting kecil, tak berdarah tapi membekas
Bukankah kata mengukir  terselip di sebuah hati? Bukankah kata berlaku untuk empat puluh jari jemari bukan dua puluh jari jemari? Camkan!
*****
Janji terucap dihadapan Sang Pemilik Hati
Merpati tak pernah ingkar janji
Begitupun sepasang hati
Jangan larut dalam kedukaan  menggores luka hati, tiada niat tuk ingkari janji
Janji dihadapan  Sang Pemilik Hati ibarat nyawa penghidup raga
Duhai yang tertitip hati terimalah permohonan maaf pelebur dosa
Aksara terucap bukan ikatan biasa.
Jika nyawa butuh ikatan  tetap  dalam raga
Maka ikatan itu  janji suci. Jangan bimbang dan jangan ragukan janji  pernah terucap pada pemilik bulu mata lentik