Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Iklan Sirup yang Konsisten di Setiap Ramadan

6 Mei 2020   20:05 Diperbarui: 6 Mei 2020   20:03 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 hipwee.com

Menjelang Ramadhan, iklan-iklan mulai bertebaran di layar kaca, entah itu minuman, makanan, sarung dan lain sebagainya. Ketika iklan-iklan bertema Ramadhan muncul, secara tidak langsung mengingatkan kita bahwa sebentar lagi bulan puasa tiba.

Suasana Ramadhan mulai terasa dengan munculnya iklan bertema Ramadhan. Saya paling terkesan dengan iklan Sirup Marjan karena konsisten menghiasi layar kaca setiap Ramadhan. Tema-tema yang diusung sangat bagus dan tidak sekedar asal ada, kalau saya perhatikan iklan Sirup Marjan mengemas dengan sangat cantik, mengusung cerita rakyat, seperti Timun Mas, Purbasari, Lutung Kasarung dan ada Wayang Golek serta olahraga traditional lainnya

Tema-tema yang mereka usung selalu berkesan dengan disisipi pesan moral yang bisa kita ambil.

Seringkali iklan Marjan dibuat berseri,  ini membuat konsumen penasaran.  Pihak Sirup Marjan tak segan menggelontorkan biaya sampai milyaran untuk iklan selama Ramadhan.

Saya tidak akan membahas iklan Marjan untuk tahun 2020 khawatir sudah dibahas oleh para Kompasianer yang lain dan saya memilih untuk melihat iklan Marjan tahun-tahun sebelumnya.

Setiap iklan sirup Marjan selalu berkesan buat saya. Tapi iklan yang membuat saya terkesan dengan iklan berseri itu yang dibuat tahun 2015. Saya akan rangkum per-episode, kurang lebih seperti ini.

Episode 1

Menceritakan sebuah keluarga yang mempunyai sekarang anak, yang perempuan terlihat tomboy dan menyukai olahraga kaum adam, dalam hal ini dipilih olahraga takrau. Tapi ayahnya tidak setuju anaknya bermain takrau, si anak sedih tapi seorang ibu menguatkan hatinya.

Episode 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun