Ketika itu aku melihat wajah 'aku' di tempat tak bertuan, terduduk beralas tanah, terlihat begitu cantik dan anggun menatap dengan lembut ketika aku datang menghampiri, tersenyum, tangan menggapai, terasa lembut. Aku menatap bola mata 'aku', mata bening, sebening air pegunungan, terasa damai saling bertatap.
Aku menyentuh wajah 'aku' terasa kenyal dan segar, itu kulit dan wajah aku ketika berseragam putih biru.
Aku menemui 'Aku' di tempat sunyi seorang diri, terduduk dengan setia  menanti aku untuk menemuinya.
Tubuhku memasuki tubuh 'Aku' terasa ringan, ah ternyata sekian puluh tahun akhirnya aku dapat menemui 'Aku' di tempat sunyi.
Catatan: Puisi ini sudah tayang di Secangkir Kopi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H