Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Aku Menemui "Aku"

4 Maret 2020   22:54 Diperbarui: 4 Maret 2020   22:59 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi: hippopx.com

Ketika itu aku melihat wajah 'aku' di tempat tak bertuan, terduduk beralas tanah, terlihat begitu cantik dan anggun menatap dengan lembut ketika aku datang menghampiri, tersenyum, tangan menggapai, terasa lembut. Aku menatap bola mata 'aku', mata bening, sebening air pegunungan, terasa damai saling bertatap.

Aku menyentuh wajah 'aku' terasa kenyal dan segar, itu kulit dan wajah aku ketika berseragam putih biru.

Aku menemui 'Aku' di tempat sunyi seorang diri, terduduk dengan setia  menanti aku untuk menemuinya.

Tubuhku memasuki tubuh 'Aku' terasa ringan, ah ternyata sekian puluh tahun akhirnya aku dapat menemui 'Aku' di tempat sunyi.

ADSN1919

Catatan: Puisi ini sudah tayang di Secangkir Kopi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun