Engkau dan aku berada pada undakan kesebelas, ketika mata-mata menatap kejam, mulut-mulut sinis menyapa, engkau genggam erat tanganku, tatapan meyakinkan, bersama menghalau aral.
Masih kurasa, engkau usap butiran air mata yang jatuh ke Bumi dengan sebuah kecup hangat. Yakinkan engkau ada untukku.
Engkau kecup kening, membentangkan kokoh sayapmu, menentramkan rasa, aku bersembunyi dibalik sayapmu, engkau bawa aku terbang tinggi menembus langit ketujuh. Menjauh dari mata-mata curiga, menjauh dari mulut penuh taring.Â
Dalam dekapan sayapmu aku bersembunyi dibalik awan. Berharap perjalanan yang masih terasa panjang ini akan segera sampai di tujuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H