Sebelum mata tertutup, ku ingin menatap bola mata yang selalu menatap tajam, ingin aku lihat apa ada bayanganku di kedua matamu? Biar mata ini tertutup tenang, membawa bayangmu dalam keheningan.
Sebelum jantung ini berhenti berdetak, ijinkan tangan ini merasakan detak jantungmu, apakah debarannya sama dengan debaran jantungku. Debaran jantung yang selama ini selalu ada bila teringat engkau lelakiku.
Sebelum mulut ini terkatup, ku ingin merasakan manisnya kecupanmu, apakah sama seperti pertama engkau mengecupku? Â Penuh kehangatan, kelembutan dan kehati-hatian seperti tak ingin bibir ini terluka.
Sebelum telinga ini tak mendengar suaramu, aku ingin mendengar desahan napasmu serta ucapan lembut penuh debar ketika engkau berkata "Aku sayang kamu, Din" bolehkah kata itu terucap sekali lagi?
Sebelum nafas terhenti selamanya, Â aku ingin menghirup aroma tubuhmu, seperti dulu aku pernah menghirupnya, biarkan aroma tubuhmu yang terakhir aku hirup, untuk ku bawa ke alam keabadian bersamamu.
Terkadang bibir ingin berucap "Tuhan ambil nyawaku" meski bekal belum cukup tak mengapa, tak ingin dosa semakin menggunung. Kasih sayang Tuhan terasa sudah, pencarianku terhenti padamu.
Untukmu lelakiku, temui aku sebelum nyawa lepas dari tubuh ini, atau engkau akan menyesal.
Catatan : Di buat oleh, Apriani Dinni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H