Rabu petang sekitar pukul 15.00, terlihat keramaian di Olive  Bistro. Karena pada tanggal 30 Oktober 2019, JNE menggandeng Kompasiana menggelar JNE Kopiwriting, kebetulan rangkaian kegiatan yang telah digelar di beberapa kota seperti Bandung, Padang, Banjarmasin, Malang serta Yogyakarta. Cirebon adalah kota terakhir yang di kunjungi oleh Team Kompasiana.
Sangat jarang Kompasianer Cirebon dan Indramayu berkumpul, kegiatan JNE Kopiwriting yang diadakan di Kota Cirebon sebagai ajang silaturahmi bagi kami, betapa bahagia bisa bertatap wajah dengan mereka apalagi dengan Team Kompasiana yang penuh semangat mengemas acara dengan sangat bagus.
Kegiatan JNE Kopiwriting dibuka oleh ibu Murah Lestari, Regional Head JNE Jawa Barat. Adapun narasumber pada kegiatan tersebut selain dari JNE yang diwakili oleh mas Firman Ramadhan, selaku Deputy Manager dan Marketing JNE Cirebon,  dari perwakilan Pemerintah Kota Cirebon dihadirkan  Bapak Drs. Saepudin Jupri, beliau adalah Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Kota Cirebon, sedangkan dari pihak pelaku  usaha diwakili oleh mas Coky selaku Marketing Manajer BT Batik Trusmi.
Acara terasa renyah dan menarik yang dikemas oleh mba Widya Tarmizi salah satu team Kompasiana, pembawaannya yang kalem telah berhasil membius para undangan baik dari para blogger maupun para wartawan untuk mengikuti acara sampai selesai.
Menurut Bapak Saepudin Jupri, potensi UMKM Kota Cirebon meningkat setiap tahunnya dari tahun 2013 sampai dengan awal triwulan IV tahun 2019 sebesar 1352.
Banyak keunggulan di Kota Cirebon selain Batik Mega Mendung yaitu kuliner seperti docang, nasi lengko, nasi jamblang, mie koclok, bubur sop, sirop tjampolay dan masih banyak lagi. Budaya sejarah maupun kerajinannya.
Kami sebagai warga Cirebon, merasakan peningkatan setelah adanya tol Cipali dengan banyaknya pelaku bisnis dari luar kota yang menyimpan investasi di Kota Cirebon.
Dengan berbondong-bondongnya pengusaha besar ke Kota Cirebon  secara tidak langsung menjadikan tantangan dan permasalahan yang dihadapi UMKM  Pribumi. Mereka bersaing dengan pengusaha bermodal besar. Jika mereka tidak mempunyai inovasi dan kreatifitas bisa jadi usahanya gulung tikar. Apa lagi jika mereka tidak memanfaatkan media sosial sebagai ajang promosi bisa dipastikan usahanya tidak akan berjalan lancar.
Dari sekian banyaknya UMKM yang ada di Kota Cirebon hanya 63 UKM yang aktif dalam menggunakan media sosial secara rutin dan praktik digitalisasi. 56 kuliner, 4 industri kreatif dan 3 fashion.
Selanjutnya mas Coky selaku Marketing Manajer BT Batik Trusmi menceritakan pengalaman ibu Sally Giovani, miliarder muda dan cantik pemilik Batik Trusmi yang lahir pada tanggal 26 September 1988.