Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku dan LSM (Lelaki Sampan Menyepi)

12 September 2019   09:04 Diperbarui: 12 September 2019   09:23 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika purnama lelaki sampan menarikku dari keramaian, mendudukkanku di tempat paling tinggi, jauhi tangan-tangan kotor meraih tubuh, terlihat tangan-tangan menggapai.

Lelaki sampan menyimpan buliran airmataku, tersembunyi entah dimana, lelaki sampan tak ingin airmata menggenangi mataku, memberi senyuman pada bibir mengenyahkan airmata.

Di puncak bukit tertinggi terlihat manusia bertaring menari tak Terarah, semakin kuat semakin liar perlahan tubuh mereka koyak, mereka tertawa terbahak-bahak tak menyadari menari dalam genangan darah mereka sendiri.

Diatas puncak bukit tertinggi aku dan lelaki sampan diam terpaku, melihat mereka tenggelam dan menghilang.

ADSN1919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun