Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Panah Untukmu

21 Agustus 2019   16:49 Diperbarui: 21 Agustus 2019   17:02 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pesan untukmu ya untukmu
Yang selalu menggoda dengan tatapan binal penuh rayuan, mengajak bercumbu rayu memberi pesan pada lelaki yang telah kau acuhkan.

Di saat rasanya meninggalkanmu kau mengajak berdansa dengan cumbuan dan desahan tapi sayang tak ia tanggapi, kemana kau saat ia mencarimu? Kau  asyik bercengkrama dengan jalang  lain.

Sekarang ia telah menemukan tempat ia merebahkan kepala, tempat ia mencurahkan rasa, tempat ia mendengar dan didengar, aku pesan kepadamu jangan ganggu ia dengan penyesalanmu karena semua telah terlambat, atau kau akan merasakan tajamnya mata panah yang akan aku lesatkan padamu, jadi...minggirlah waktumu telah habis.

ADSN1919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun