Bagai burung yang terbang kian kemari, hinggap dari pohon ke pohon sampai kerontang, melawan hembusan angin dan terpaan cuaca yang kadang tak bersahabat, Â Memaksakan diri melawan waktu.
Terkadang dalam pelukan daun hijau, kadang bergelayut pada dahan kerontang, entah apa yang dicari tak lelah menembus langit.
Sampai saatnya ia terhenti dari perjalanan, ia harus berhenti dan pulang!
Sebelum sayap patah terhembus angin topan, tubuh dalam pelukan pohon kokoh berbatang coklat berdaun hijau, pohon yang tumbuh ditempat tak semestinya, dimana hanya ia yang tumbuh pohon lain binasa.
Ranting pohon mengikat halus kaki sang burung, supaya tak hinggap di pohon lain, pada akhirnya burung tunduk pada sang pohon. Menanti, menuju pulang.
ADSN
Kereta Tegal Bahari, 110519
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H