Aku tahu aku bukan cinta pertama, kedua atau ketiga mungkin kesekian tak terhitung dengan jemari, tak mengapa itu masa lalumu  engkaupun tau bukan cinta pertamaku, hatiku dan hatimu tak utuh.
Aku tahu dihatimu ada nama selain aku, reribu wajah menampakkan diri dalam mimpi, hatimu dipenuhi para bidadari, setidaknya ada ruang kecil untukku tak ada ruang untuk yang baru, berharap yang terakhir bagimu.
Mencintaimu aku belajar berbagi cemburu, bersamamu aku belajar mencintai cinta, mencintaimu aku belajar terluka, bersamamu aku belajar ikhlas, mencintaimu aku belajar arti kejujuran, kau kunci ruang kosong dengan cinta.
Hanya padamu aku bertutur, tentang airmata, tentang kepedihan, tentang luka, tentang cinta, tentang kesetiaan, tentang reribu binatang jalang yang mengintai, tapi satu yang kau benci, cemburu.
Kau diam meresapi setiap kata, kata yang tak seenak rasa kopi kerinci yang kau giling tadi pagi, tetiba kopi terasa hambar tak berasa dan aku tau kau terluka dan cemburu.Â
ADSN, 140419
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H