Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau Bukan Cinta Pertama tapi Cinta Terakhirku

14 April 2019   09:28 Diperbarui: 14 April 2019   09:41 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tahu aku bukan cinta pertama, kedua atau ketiga mungkin kesekian tak terhitung dengan jemari, tak mengapa itu masa lalumu  engkaupun tau bukan cinta pertamaku, hatiku dan hatimu tak utuh.

Aku tahu dihatimu ada nama selain aku, reribu wajah menampakkan diri dalam mimpi, hatimu dipenuhi para bidadari, setidaknya ada ruang kecil untukku tak ada ruang untuk yang baru, berharap yang terakhir bagimu.

Mencintaimu aku belajar berbagi cemburu, bersamamu aku belajar mencintai cinta, mencintaimu aku belajar terluka, bersamamu aku belajar ikhlas, mencintaimu aku belajar arti kejujuran, kau kunci ruang kosong dengan cinta.

Hanya padamu aku bertutur, tentang airmata, tentang kepedihan, tentang luka, tentang cinta, tentang kesetiaan, tentang reribu binatang jalang yang mengintai, tapi satu yang kau benci, cemburu.

Kau diam meresapi setiap kata, kata yang tak seenak rasa kopi kerinci yang kau giling tadi pagi, tetiba kopi terasa hambar tak berasa dan aku tau kau terluka dan cemburu. 

ADSN, 140419

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun