Memang aku sering bertanya padamu, tentang rasa kopi beraroma senja, kau hanya diam mengajakku duduk, kau seduh kopi hitam pekat menggoda, kau berbisik tentang kesetiaan merpati yang melayang di petang hari
Di bawah cakrawala jingga kau memintaku mereguk kopi beraroma senja, kopi hitam pekat terasa manis ketika perlahan kau tiup gerombolan  anai-anai di daun telinga, segelas kopi beraroma senja membuat aku bermanja padamu
Senja dengan segelas kopi, duduk berdua ditempat sunyi hanya terdengar napas angin dan binatang malam, kau memintaku duduk diam sambil memeluk kau berkisah tentang rumpun-rumpun kopi juga tentang airmata  dibungkam janji
Kau selalu memintaku duduk dan diam ketika meneguk seteguk kopi, tak akan aku menagih janji karena itu akan menodai, tak akan aku berkata tentang mimpi kalau itu akan menyakiti karena aku akan bersamamu mengurai tabir jendela menyelami takdir kata-kata
ADSN
Cat: puisi terinspirasi dari puisi Uda Zaldy 'Balada Kopi Beraroma Senja' maaf puisinya aku obok-obok, kalau marah lewat WA saja hehehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H