Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Catatan ADSN 57] Tiara, Gapailah Cita-citamu!

30 Januari 2019   20:00 Diperbarui: 30 Januari 2019   20:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Tiara, usianya sekitar 12 tahun, berkulit hitam dengan badan kurus tapi kencang, dia terbiasa jalan kaki ke Sekolah. Senyum selalu menghiasi wajahnya, tak terasa ia sudah kelas enam. Padahal ketika kelas III, ia hampir drop out.

Saya masih ingat, ketika belum genap enam bulan bertugas di SDN Karya Mulya II. Saya mendapat laporan dari guru kelas III bahwa Tiara siswanya, tidak masuk sekolah hampir dua minggu. Wali kelas sudah membujuk ke rumahnya tapi belum berhasil.

Setelah mendengar laporan dari wali kelas dan permasalahannya, tanpa pikir panjang saya mengajak guru tersebut untuk mengunjungi rumah Tiara.

Rumahnya masuk gang dan sangat sederhana, terlihat Tiara sedang mengasuh adiknya yang masih berumur 4 tahun. Saya mengajak bicara Tiara, setelah ngalor ngidul dan dia sudah enjoy bicara dengan saya, baru saya tanya tentang sekolahnya, apa dia masih mau sekolah atau tidak, apalagi menjelang kenaikan kelas.

Dia hanya menganggukkan kepalanya, tanda dia mau sekolah. Para tetangga berdatangan dari mereka saya tahu, orangtua Tiara sedang bermasalah ibunya pergi entah  kemana, jadi adiknya tidak ada yang mengasuh.

Para tetangga sudah keberatan mengasuh adik Tiara karena mereka juga punya anak kecil, dibawa bapaknya tak mungkin juga, karena bekerja sebagai buruh lepas.

Tidak begitu lama bapaknya datang, dan saya bicara dari hati ke hati, bahwa Tiara masih harus sekolah, apalagi dia masih kelas III.  Karena keadaan, harus mengasuh adiknya, dan alasan lain tidak ada bekal untuk ke sekolah.

Saya memberi solusi dengan mengatakan, tak mengapa Tiara ke sekolah sambil bawa adiknya, di sekolah bisa di jaga oleh istri penjaga sekolah atau guru yang tak mengajar, untuk jajan biar saya  tanggung asal Tiara berangkat ke sekolah.

Waktu itu saya menemuinya hari Rabu, Tiara berjanji berangkat sekolah hari Senin, saya turuti kemauan Tiara dan bapaknya.

Hari Seninpun tiba, saya agak gelisah juga, khawatir Tiara tidak berangkat ke Sekolah.

Tak berapa lama saya lihat Tiara dan memanggilnya, saya beri dia uang jajan, dia menerima dengan malu-malu. Saya tanya keberadaan adiknya, Alhamdulillah mamahnya sudah kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun