Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan ADSN 44, Mandi Air Galon Karena Galau

6 Desember 2018   22:00 Diperbarui: 6 Desember 2018   22:11 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia tidak sempurna, ada sisi baik dan buruk, malas mandi adalah salah satu kebiasaan buruk saya,  kalau liburan mandi cukup sekali, walau jarang mandi tetep manis hehehe.

Seperti hari ini, pulang sekolah mau mandi ditunda-tunda, pas mau mandi PDAM mati karena ada gangguan, Sanyo rusak, air di kamar mandi depan dan belakang hanya cukup untuk buang air kecil, biasanya bak mandi suka diisi sekali lupa air mati, Kumplit deh. Alhasil saya tidak mandi sore, tapi tak masalah karena sering seperti itu juga sih, ups.

Saya pikir malam hari air pasti ngalir lagi, ditunggu sampai ketiduran, bangun jam 02.00 masih belum ngalir, masih tenang semoga subuh air normal kembali, sampai jam 04.00 air belum ngalir juga, mana si ayah mau ke Jakarta naik kereta pagi, mau tidak mau mandi setengah ember.

Pikiran mulai gelisah dan galau  karena jam 05.30 air belum ada barang setetes, mana Raihan harus mandi untuk siap-siap ke sekolah,  otak muter mikir terus nyari jalan keluar, pas minum lihat galon kosong semua, aha...tring, ide muncul mandi air galon,  setengah dipaksa Raihan disuruh beli air galon buat mandi,  mau tidak mau dia beli air galon merk terkenal yang biasa kita minum , dia beli tiga galon. Dia mandi air satu galon, cukup tidak cukup harus cukup, dia agak manyun juga sih mandi dengan air sedikit padahal badannya agak ndut juga sih, hehehe.

Tinggal saya yang belum mandi dari sore, badan terasa lengket, apalagi buka tutup galon terasa sulit sampai keringetan, dengan susah payah dan penuh kesabaran akhirnya tutup galon kebuka juga, yessss. Mindahin air galon ke ember terasa berat, mana galon jatuh ke kaki,  mandi pagi penuh perjuangan. Sampai akhirnya sukses juga mindahin air galon ke ember.

Keran belum ada tanda-tanda mengeluarkan tetesan air, akhirnya saya menikmati air galon terasa beda, karena teringat seorang artis sering mandi pakai air galon, serasa jadi artis, duh khayalan tingkat tinggi.  Baru saja selesai mandi terdengar suara merdu yang dirindukan, suara air dari keran, sangat deras.

Alhamdulillah walau ngalirnya telat patut di syukuri. Bisa dibayangkan daerah yang kekeringan air, buat keperluan sehari-hari harus berjalan kiloan meter untuk mencari air, kita khususnya saya baru di uji tidak ada air sehari sudah galau, duh jadi malu karena kurang bersyukur.

ADSN, 061218

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun