Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Ceria

11 Desember 2017   12:17 Diperbarui: 11 Desember 2017   12:24 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berdiri di depan, kulihat wajah-wajah sumringah, mata memancarkan kebahagiaan, seakan beban lepas dari pundak, sejenak melupakan tugas yang membelenggu, malam ceria kita rasakan bersama.

Tiada sekat antara aku, engkau, dia, mereka karena semua adalah kita, di mata Tuhan semua sama, hanya amal yang membedakan, jabatan? Hanya sementara bisa hilang kapan saja.

Marilah kita berpegangan tangan, bersama kita akan kuat, majulah bersama-sama, ingat! Kita berada digerbong yang sama, dengan tujuan yang sama, janganlah berhenti di tengah jalan kawan,karena tujuan belum sampai, jangan lepaskan pegangan tangan ini, sekali terlepas akan bercerai berai dan lemah.

Di malam ceria ini,kita nikmati suasana syahdu, lupakan keluh kesah, lupakan duka lara, lupakan tangisan,lupakan amarah, lupakan hardikan, lupakan emosi, marilah kita bergembira bersama.

Bersemangatlah menyambut hari esok, tiada yang lemah bila bersama, dibalik kesulitan ada berjuta-juta kemudahan. Ingatlah!

ADSN, 101217

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun