Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepucuk Surat Cinta

25 November 2017   22:06 Diperbarui: 25 November 2017   23:40 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata elang menyipit, mentari terasa terpotong, seperti kue ulang tahun yang diberikan tadi malam, dua peri menghampiri, dengan membawa bingkisan di tangan.

Sepucuk surat melayang jatuh ke lantai, seperti sepotong hari yang hampa, terasa kosong bak kapas, kuambil penuh hati-hati bak kristal takut terhempas ke lantai, kubuka dan ku baca, ternyata surat cinta dari para peri untuk penjaganya.

Bagai mantra tertulis pada secarik kertas, berisi kepuasan atas pelayanan diberikan dengan senyum tulus, seperti martabak mozarella terasa hangat dan empuk.

Terimakasih peri kecilku 

ADSN, 251117

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun