Mohon tunggu...
Apriadi Rama Putra
Apriadi Rama Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Lahir di Banda Aceh, 23 April 1998.

Lahir di Banda Aceh, 23 April 1998.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Generasi Takut Lapar di Tanoh Alas dan Budaya Pemamanan yang Terabaikan

21 April 2024   08:30 Diperbarui: 22 April 2024   15:21 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Photo Pribadi Apriadi Rama Putra

Pendidikan publik di Aceh Tenggara menjadi panggung bagi banyak kesadaran palsu yang diciptakan oleh pasukan takut lapar. Dalam tarian ironi, kesadaran palsu ini menjadi puncak dari sebuah kegelapan yang menghantui generasi muda. 

Namun, seperti senja yang menanti fajar, tulisan ini berusaha membongkar tirai hitam tersebut, menyingkap kebenaran yang tersembunyi di balik bayang-bayang takut lapar.

Organisasi kepemudaan layu sebelum berkembang bukanlah cerita yang terpisah dari realitas di Tanoh Alas. Pasalnya, faktor mentoring generasi yang picik menjadi batu sandungan yang menghambat kemajuan. 

Di balik gemerlapnya acara dan simbol-simbol kebesaran, terdapat kekosongan yang memprihatinkan, yakni kekurangan pemahaman akan nilai-nilai gotong royong dan kesejahteraan, serta kepedulian terhadap tanah Alas ini sendiri.

Budaya Pemamanan, yang seharusnya menjadi tonggak kekuatan moral, telah tercemar oleh ketidakpedulian dan keterbatasan pemahaman. 

Pemananan, sebagai simbol dari kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama, harusnya menjadi pijakan kokoh bagi generasi penerus. 

Namun, ironisnya, banyak di antara kita yang terjerat dalam jaring-jaring takut lapar. Inilah yang penulis maksud sebagai budaya pemamanan yang terabaikan.

Janganlah kita salah mengartikan takut lapar sebagai sekadar kekhawatiran akan kekurangan makanan. Lebih dari itu, takut lapar merupakan metafora dari keengganan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dalam meraih cita-cita. 

Generasi muda Tanoh Alas, terutama, harus melepaskan belenggu takut lapar ini agar bisa mengejar mimpi-mimpi dengan penuh semangat dan keberanian.

Kunci dari pembongkaran tirani takut lapar ini terletak pada dua hal utama: gengsi dan kemalasan. Gengsi yang berlebihan seringkali menghalangi langkah-langkah menuju perubahan yang lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun