Mohon tunggu...
Apriadi Rama Putra
Apriadi Rama Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Lahir di Banda Aceh, 23 April 1998.

Lahir di Banda Aceh, 23 April 1998.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Potensi Kecurangan Pemilu di Aceh Tenggara

12 Februari 2024   05:37 Diperbarui: 12 Februari 2024   05:37 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penting bagi kita untuk tetap teguh pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan, meskipun terkadang kita merasa terjebak dalam arus yang menghanyutkan. Kita tidak bisa memaksa semua orang untuk menjadi benar, namun kita dapat memilih untuk menjadi suara yang berani, yang menentang segala bentuk penindasan dan kecurangan. Dalam pemilu yang seharusnya menjadi wahana bagi suara rakyat, kita harus berjuang untuk memastikan bahwa suara itu benar-benar didengar dan dihargai, tanpa terpengaruh oleh kepentingan politik dan finansial.

Dari para agen praktisi instansi pemilu yang masih memelihara hati nurani, yang dengan gigih memegang teguh keyakinannya untuk menggoyahkan tirani, agar aliran kehidupan tidak terus mengalir dalam kesengsaraan ini, juga menghadapi dilema yang serupa. Banyak di antara mereka yang mendengar perkataan yang menggambarkan realitas pahit: "Ketua kita sudah dibayar, anak buahnya pun pasti takkan melawan kita." Ungkapan itu bukanlah sekadar omong kosong, melainkan realitas yang kerap terdengar di antara sesama penyelenggara.

Namun, jika kita memandang dari sudut pandang lain, gambaran wajah penyelenggara pemilu tampak retak dan remuk, dengan jutaan pecahan yang bertebaran. Meskipun badan-badan pengawas seperti DKPP, Ombudsman, dan Panwas, hingga aparat TNI dan polisi, berperan aktif dalam memantau proses pemilu, namun masih banyak yang mengalami kebuntuan dan terdiam dalam kebingungan. Mereka merasa tertekan oleh keadaan yang kompleks dan sulit diubah.

Sehingga, ketika keadilan dari manusia tampak semakin menjauh, manusia hanya bisa berharap pada keadilan dari Sang Pencipta. Di tengah drama dan tragedi yang tak terelakkan, tidak hanya nyawa yang dipertaruhkan, tetapi juga mental dan kewarasan kita sebagai manusia. Dalam medan perjuangan yang penuh tekanan dan kebuntuan, hanya dengan mempertahankan integritas dan keyakinan, kita dapat melangkah maju menuju harapan akan perubahan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun