waktu terus berlalu,
gigih berjudi di titian temali nasib tanpa ragu
menyeimbangkan diri agar tidak tergelincir,
di tengah perjalanan menaklukan takdir:
menghampiri kau, sebelum api kehidupan padam di batas akhir
seutas jarak kehidupan membentang
kuberjalan dengan hela nafas penghabisan
demi engkau di ujung jalan
meski api takdir menantang,
perlahan ia memutus derap pengharapan
duhai,
tak ada jalan kembali pada muara
sebelum segala bermula...
- Jakarta, 14 Juli 2020 -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!