Beberapa hari ini bising di jemala tentang sebuah cerita. Hingga aksara tersara bara, berserakan di penjuru bentala. Semua karena setatap netra, yang tetiba menghunjam atma. Setubuh raga hadirkan rindu. Seucap kata luruhkan logika.
Ia meminta geta.
Renjana...
Namamu seketika menyeruak rumpang imaji. Menggoda angan tentang masa depan yang muskil. Membuat segala rebah pada pelataran semara tanpa interpretasi. Mengejawantahkan aku pada rua seorang pencinta, atau pendosa?
Fantom tidak lagi dua namun tiga,
Dan kau tahu betul tentang nestapa pukul tiga.
Suatu kala kau akan ingat aku di selipan kenang. Sebagai nektar amerta tak tersentuh, atau sebagai hujan nan gaduh. Memberi semburat urna di kehidupanmu. Menghadirkan jejak tak sempurna, penghias pekarangan mimpi belaka.
Tak nyata namun ada.
Tak nyata namun ada...
Tak nyata namun ada!
Hei, Renjana...
Biarkan aku sebagai senja. Hadir sekejap dan meninggalkan jejak hingga kau sesak.
Pada geta buana fana, yang sempat kau puja.....
- Jakarta, 27 September 2019 -
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI