Ujian nasional berbasis komputer (UNBK) merupakan sebuah terobosan. Selain menghemat penggunaan kertas, energi dan biaya pendistribusian yang besar juga bisa dikurangi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di sebuah televisi swasta, pada Sabtu (11/4/2015), memaparkan bahwa UNBK kali ini  merupakan uji coba.
Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, pelaksanaan UN dilakukan secara daring di seluruh Indonesia. Untuk sekolah yang sarana dan prasarana tidak memungkinkan untuk melaksanakan UNBK bisa melaksanakan UN berbasis kertas. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.
Meskipun tidak lagi menjadi penentukan kelulusan siswa, UN perlu dilaksanakan sebaik-baiknya, apalagi jika manfaatnya untuk melakukan pemetaan kondisi pendidikan kita di seluruh Nusantara.
Kembali pada UNBK. Terobosan ini baik. Kita sebagai warga masyarakat mendukung sepenuhnya. Akan tetapi, seperti pengalaman yang sudah-sudah, setiap program selalu saja menghasilkan temuan adanya penyalahgunaan seperti korupsi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kita harapkan mengantisipasi ini dengan membuat sistem pengawasan yang ketat.
Pihak Kemdikbud diharapkan untuk bisa menetapkan standar pembelian sarana dan prasarana serta format pelaporan yang transparan sehingga bisa menghapuskan celah kerugian keuangan negara, terutama di daerah-daerah yang terpencil.
Seperti yang disampaikan Anies, penggunaan komputer tidak hanya saat pelaksanaan UNBK. Diharapkan, para siswa memanfaatkan komputer itu untuk dalam kegiatan belajar-mengajar.
Jaringan Internet
Untuk sementara, kita usulkan, daerah-daerah terpencil, komputer yang diadakan untuk perekrutan PNS berbasis CAT (computer assisted test), sebelumnya (2014) yang dibeli dengan uang APBD, bisa dimanfaatkan untuk tes UN. Teknik pelaksanaannya bisa mengadopsi cara perekrutan PNS itu, yakni dengan sif (secara bergantian). Hal ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada UN 2015 ini.
Pemerintah daerah tentu perlu memikirkan cara untuk mengadakan jaringan internet di pelosok-pelosok. Kerja sama dengan jaringan penyedia seperti Telkomsel atau lainnya tentu sangat bisa dilaksanakan.
Hal lain yang juga diantisipasi saat pelaksanaan UNBK ini adalah penyediaan daya listrik cadangan. Ini diperlukan untuk berjaga-jaga jika saat UN berlangsung terjadi gangguan listrik yang berujung pada pemadaman. Pihak pelaksana UN diharapkan bisa menyewa generator set yang cukup untuk bisa mengoperasikan semua komputer yang digunakan siswa.
Terlepas dari berbagai kekurangan yang pasti akan dirasakan dan dialami selama uji coba UNBK ini, program ini diharapkan terus dilakukan sehingga dunia pendidikan kita pun bisa makin maju serta cita-cita untuk mengurangi penggunaan kertas, seiring dengan kondisi hutan kita yang makin berkurang, bisa tercapai.
Selamat buat adik-adik yang mengikuti UN. [APOSE]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H