Mohon tunggu...
Apose
Apose Mohon Tunggu... Editor - Praktisi Media, Penyelaras Bahasa Kompas, Penulis Biografi

Bertugas sebagai penyelaras bahasa (Indonesia) di Harian Kompas. Lahir di Pulau Nias. Senang menulis untuk KOMPASIANA, baik tentang Pulau Nias maupun kebahasaan, bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nias Mekar, Untung Apa Buntung?

30 Oktober 2008   18:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_24" align="alignleft" width="240" caption="Foto diambil dari: www.niasisland.com. Sejumlah warga Nias antusias mengikuti acara pengesahan daerah otonomi baru di Gedung DPR Jakarta, Rabu (29/10)."][/caption] Berita terakhir, Rabu (29/10), DPR kembali mengesahkan 12 RUU pembentukan daerah otonomi baru. Kedua belas daerah otonomi baru itu adalah Kota Tangerang Selatan (Banten), Kabupaten Tambrauw (Papua Barat), Kabupaten Pulau Morotai (Maluku Utara), Kabupaten Intan Jaya (Papua), Kabupaten Deiyai (Papua), Kabupaten Sabu Raijua (NTT), Kabupaten Pringsewu (Lampung), Kota Gunung Sitoli (Sumut), Kabupaten Nias Utara (Sumut), Kab Nias Barat (Sumut), Kab Tulang Bawang Barat (Lampung), dan Kab Mesuji (Lampung). Khusus untuk Nias, dengan terbentuknya ketiga daerah otonomi baru ini, maka di pulau yang pada 28 Maret  2004 dilanda gempa hebat itu, kini ada tiga kabupaten dan satu kota. Yang menjadi gugatan kita adalah apakah dengan pembentukan daerah baru ini, kemudian rakyat Nias bisa terbebas dari kondisi yang hingga kini masih tertinggal dibanding daerah lain. Atau, justru semakin memperpuruk kondisi. Kita percaya bahwa tujuan pemekaran ini adalah mulia, ingin memberi kesejahteraan kepada masyarakat. Tujuan ini mesti harus dijadikan pijakan untuk melangkah ke tahap berikutnya. Beberapa hal yang ingin kita disampaikan terkait pemekaran ini, pertama, demi kesejahteraan masyarakat, hendaknya dihindari konflik horizontal yang dipicu, misalnya, oleh pertikaian soal batas-batas wilayah. Saya percaya rakyat Nias memegang teguh semangat kebersamaan sebagai  Ono Niha. Mari menjadikan pemekaran ini menjadi pemersatu masyarakat Nias secara keseluruhan untuk bersama-sama maju dan berlomba-lomba untuk membangun Nias. Kedua, diharapkan kepada para pamong yang hendak menjadi penguasa baru nantinya di daerah otonomi baru ini benar-benar menjadi pemimpin daerah yang baik, dan tidak akan mencatatkan namanya di buku dosanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kearifan lokal Nias, sökhi mate moroi aila (lebih baik mati daripada malu), tetap harus dipegang. Budaya malu disebut "tikus" agar terus dipertahankan. Ketiga, karena keadaan Nias yang hingga kini sangat memprihatinkan, karena kemiskinan masih merongrong, kepada pemerintah baru diharapkan secara bersinergi menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Nias. Selain itu, pemerintah baru juga diharapkan menomorsatukan pendidikan. Keempat, tariklah investor ke Nias sebanyak-banyaknya. Potensi-potensi di setiap kabupaten hendaknya digali dan dimaksimalkan, tentu dengan segala pembenahan yang selama ini menjadi hambatan pembangunan. Kepada para pemarkarsa pembentukan daerah baru ini perlu kita berikan apresiasi yang tinggi. Ya'ahowu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun