Mohon tunggu...
apit insasi
apit insasi Mohon Tunggu... -

saat ini sedang kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kebijakan Ini untuk Siapa?

7 April 2014   06:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsipnya kebijakan dibuat adalah untuk kepentingan rakyat demi kemakmuran rakyat. Akan tetapi, masihkah kebijakan itu berpihak pada rakyat?

Banyak kebijakan-kebijakan yang timbul tak lagi ditujukan untuk kemakmuran rakyatnya. Kebijakan lebih kepada kepentingan suatu golongan yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh. Lantas jika demikian bagaimana dengan rakyat yang terkena imbas dari sebuah kebijakan? Yaah... tertunya akan terkatung-katung mengenai nasib mereka.

Contohnya kebijakan dibidang pertanian, belum ada kebijakan dari pemerintah untuk petani dapat menentukan harga. Harga ditentukan oleh permintaan pasar, dilihat dari sisi ini maka petani tidak mempunyai kekuatan sendiri dalam penentuan harga untuk hasil panennya. Padahal apabila harga itu ditentukan oleh pasar, maka yang dirugikan adalah petani. Dimana, pasaran memiliki prinsip “mendapat keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya”. Pasaran tidak peduli dengan pengeluaran pertanian. Belum lagi apabila hasil pertanian yang tidak dipasarkan sendiri oleh para petani, ini semakin menekan harga dari petani. Banyak memang diluar sana, jika hasil panen para petani itu dijual ke pengepul barulah dari pengepun dijual ke para pedagang untuk di jual ke konsumen. Proses penjualan yang demikian panjang membuat harganya semakin ditekan, karena pembeli tak mau merugi.

Harga tawar yang sangat rendah tak sebanding dengan modal dan keringat yang dikeluarkan oleh petani. Keadaan pertanian di Indonesia juga masih tradisional, ini sangat berbeda jauh dengan pertanian di Eropa maupun Amerika yang pertaniannya sudah menggunakan teknologi moderen sehingga dapat menekan pengeluaran produksi. Selain itu, disana pemerintah meberi kebijakan untuk petani menentukan harga, dan bahkan mendorong petani untuk maju. Misalnya dengan mengkreasikan hasil pertaniannya menjadi suatu produk.

Pemerintah saat ini harus banyak belajar untuk mensejahterakan petani yang menjadi sumber hidup seluruh rakyat. Jika tak ada petani, siapa yang akan memenuhi sumber kebutuhan pokok di negara ini? Apa selamanya kita akan bergantung dengan negara lain, hanya demi urusan perut para rakyat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun