Mohon tunggu...
Apir Imami
Apir Imami Mohon Tunggu... Lainnya - Pujangga yang mampir sejenak di dunia

Sirami jiwa dengan zikir pada Ilahi# Ibu dari seorang buah hati penyejuk jiwa# Long life education # Life is story # Fighter

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maryam, Perempuan Mulia Ibunda Nabi Isa a.s

10 Januari 2021   01:18 Diperbarui: 10 Januari 2021   06:27 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Apir Imami

Dialah Maryam perempuan mulia, suci tanpa pernah ternoda, digolongkan bakal menjadi perempuan penghuni syurga, dalam asuhan nabi Zakaria a.s

Imran dan Hanna nama orangtuanya, telah bernazar untuk menyerahkannya pada Baitul Maqdis, yang pada masa itu terlarang bagi kaum hawa, merasa tersudut kaum adam jika hal demikian berjumpa

Pondok kecil yang dibuat oleh nabi (Zakaria a.s) yang paling berjasa, menjadi kediaman sementara, beribadah dan mengingat Tuhan Yang Maha Esa, itulah pekerjaan semata-mata

Suatu waktu, atas izin-Nya, diperintahkan kepada malaikat untuk meniup ruh pada rahimnya, terkejut tidak terhingga, mana mungkin bakal memiliki anak sedangkan ia tak pernah dinoda, itulah kuasa dan rahmat dari Tuhan Yang Maha pemilik semesta

Dihina dan difitnah hingga menguras air mata, usai melewati perjalanan melahirkan seorang diri di bawah pohon kurma, kembali ke tempat semula bersenjata diam jika ada manusia yang bertanya, siapa bapaknya?

Rahmat Allah menghampiri ia, anak yang masih bayi ditakdirkan pandai berbicara, bahwa dia adalah hamba Allah yang bakal menjadi nabi untuk mereka, yakni nabi Isa as.s

Mana yang beriman bakal bertambah keimanan pada Tuhan Yang Esa, mana yang memungkiri bakal meningkat rasa tak percaya, sesungguhnya Allah akan menunjuki bagi mereka yang ditakdirkan mendapat petunjuk, dan menyesatkan mereka yang ditakdirkan demikian

Jambi, 10 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun