Mohon tunggu...
Teuku Alfian Pase
Teuku Alfian Pase Mohon Tunggu... -

Acehnese, love indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

3 Filter Socrates dalam Media Sosial

30 November 2016   12:17 Diperbarui: 3 Desember 2016   00:16 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Youtube.com

Socrates, seorang filsuf dari yunani, suatu ketika bertemu dengan seorang kenalan. Kenalannya ini hendak memberitakan suatu berita pada socrates. Sebelum mendengarkan berita tersebut, socrates terlebih dulu mengajukan beberapa pertanyaan sebelum mendengarkan beritanya. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dikenal dengan 3 filters.

Filter pertama Socrates mempertanyakan "Kebenaran" berita tersebut.  “Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?” .

Pada Filter kedua, Socrates mempertanyakan "Kebaikan" dari berita tersebut. "Apakah yang akan Anda katakan itu sesuatu yang baik?”.

Sedangkan filter ketiga Socrates mempertanyakan "Kegunaan". Apakah yang akan Anda katakan pada saya itu berguna bagi saya?”

Sekarang ini, dunia maya mulai tidak sehat. Berita-berita hoax bertebaran. Dan orang dengan gampangnya menyebarkan berita tersebut. Tidak seperti socrates, di dunia maya kita tidak bisa menghentikan laju berita yg akan kita dengar, tapi kita masih bisa menahan laju agar jangan sampai ke orang lain dengan tidak membagikannya.

Belajar dari socrates, ada baiknya sebelum menyebarkan berita kita terlebih dulu menggunakan 3 filter dari socrates. Mari kita cek dan kroscek terlebih dahulu sebelum membagikan. "Apakah berita tersebut benar?", "Apakah berita tersebut baik", dan "Apakah berita tersebut berguna?"

Seringkali, kita bahkan belum mencapai filter pertama tapi sudah membagikan.  Bukankah setiap ajaran mengajarkan kebenaran, kebaikan dan kegunaan ? Saya yakin, bahkan seorang ateis pun setuju.

Saya tahu, tombol "share" atau "bagikan" selalu menggoda ketika sebuah postingan mewakili hati, bahkan lebih menggoda dibandingkan raisa, isyana atau dian sastro. Tapi bukankah orang yg kuat adalah orang yg tahan godaan dan mampu mengendalikan hawa nafsunya ? :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun