Mohon tunggu...
Andi Pasenringi
Andi Pasenringi Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Apa adanya

Juru wabah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Imbauan SBY dan Lakon "Si Udin"

12 Juni 2011   18:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sikap keras kepalanya Nazaruddin mangkir dari panggilan KPK menyisakan tanda tanya besar. Pengulangan sejarah penjarahan uang oleh konglomerat hitam masa lalu dengan modus operandi sama, kasat mata dipamerkan oleh Nazaruddin dan "kelompoknya". Mendapatkan uang besar dengan berbagai cara yang memanfaatkan kedekatan  posisi nya pada lingkar kekuasaan. Rapih dan sangat professional, namun karena bermainnya di dunia gelap politik Indonesia maka konspirasi malingnya terendus. Imbas dari persaingan intern atau pihak luar bisa saja benar. Peran Udin di- idamkan semua orang. Banyak pendahulunya sebagai anggota DPR juga pernah kena getah memainkan peran itu. Sebagian dari mereka bertanggung jawab secara hukum. Sekaligus menamatkan karir politiknya.

Nasaruddin boleh saja hanya aktor utama yang memang biasanya kecipratan honor lebih banyak. Sutradara sudah barang tentu mendapatkan jatah. Yang terbanyak mendapat untung tentu produsernya. Pemeran pembantu utama dan pemeran pembantu serta figuran kebagian jatah secara proporsional menurut peran masing2. Maka serial pencurian dan pengaliran dana negara ke luar negeri (baca singapura) hanya melanjutkan episode sebelumnya yang pernah jeda sesaat karena Reformasi masih berani "membredel" serial itu.  Seiring ampuhnya "pil" pelemahan KPK, setali tiga wang rakyat pun menjadi apatis. Maka, kita bagaiakan Si dungu yang ngaso mengelus dada diteras rumah menyaksikan para garong mengangkut harta benda kita tanpa kuasa melarang. Garongnya bersenjata api. Hansip, satpam dan polisi tak peduli!!.

Aktor hebat tidak selamanya menikmati perannya. Ketika peran itu adalah peran yg baik, mudah dan menguntungkan mungkin saja dia begitu asyik memerankannnya sampai lupa bahwa itu adalah peran. Sebagai aktor yang memainkan peran antagonis, jauh dari karakter dasarnya maka peran itu akan sulit, penuh tantangan dan bisa saja berakhir dengan kegagalan. Hari ini, Bapak Nazarudin. Anggota DPR kita yang terhormat itu. Bendahara Partai Presiden kita. Seorang petinggi di Negeri ini. Yang oleh Pak Batughana kata ganti namanya selalu di sandangkan kata "Beliau" Pertanda betapa diharagainya Pak Nazaruddin baginya. Saat ini dia masih mangkir dari panggilan KPK meski tidak sedikit tokoh partainya mengimbau pulang, termasuk Bapak Presiden. SBY. Maka lakon ini makin indah bak epik yang diangkat di film layar lebar sangat kolosal. Diperankan banyak sekali tokoh dan figuran.  Yang dengan sangat proffessional memainkan lakon masing2.

Nazaruddin masih di Singapura,...??? memang sebagian cerita ini di Singapura. Nazaruddin masih tetap memerankan perannya dengan baik dengan tidak mengabaikan panggilan KPK, termasuk semua pelaku yang bahkan   mungkin KPK juga adalah pemeran pembantu utama. Namun saya yakin peran saat ini menyiksa pak Nazaruddin,.. Allahuwallam,..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun