Tepat waktu =Menghargai Orang Lain

Hidup di Jakarta ini, paling sulit untuk tepat waktu. Tantangannya banyak sekali. Tantangan dalam diri, maupun tantangan di luar diri. Membiasakan tepat waktu merupakan perbuatan menghargai orang lain. Untuk bisa tepat waktu, biasanya dibutuhkan dana tambahan, menggunakan ojek supaya lebih cepat, kadang juga energi ekstra, untuk membuat kita siap lebih cepat.

Saya tak jarang merasa kagum kepada orang-orang yang biasa tepat waktu.

Hal-hal yang membuat kita tidak tepat waktu,

• 
  
• tidak menghargai orang lain. Kita tidak suka pada yang mengundang/ diundang, tapi harus, karena sosialisasi. Perasaan ini yang membawa kita berpikir, "ah biarin aja dia nunggu kan dia yang butuh."---"males banget dia lagi dia lagi." ---"Kalau bisa sih mendingan ngga pergi deh." --- Cobalah bila kita ingin sekali bertemu seseorang, dan menghargai orang yang kita temui. 4 jam sebelumnya sudah dandan. 2 jam sebelumnya sudah jalan, takut macet, walau hari libur. (nyindir diri sendiri)
  

• 
  
• Sibuk dengan banyaknya pertemuan (manajemen waktu kurang) seringkali, kita berusaha menyelipkan kegiatan yang kita anggap perlu, sehingga karena banyaknya kegiatan, berkejar-kejaran. Sebenarnya ini menunjukkan kurang fokus. Contohnya: saya, hari Senin, setelah bangun pagi, dan melakukan berbagai kegiatan pribadi, akan segera ke sekolah, lalu berkejaran dengan waktu untuk memberikan pelajaran privat. Itu hanya 3 kegiatan. Kalau sehari sampai 8 kegiatan bagaimana? Kondisi ini membuat kita melakukan banyak pelanggaran, lalu lintas, motor naik trotoar supaya ngga kejebak macet, masuk jalur Trans Jakarta dan sebagainya.
  

Bagaimana kita menghargai orang lain, ditunjukkan dengan berlatih tepat waktu dalam setiap aspek.

• 
  
• berangkatlah lebih awal
  
• semangatilah diri sendiri
  
• buat manajemen waktu
  

bayangkan kegembiraan orang lain, saat anda datang tepat waktu. Sekiranya memang terpaksa terhambat, ingatlah untuk memberi kabar.

Selamat pagi,

Maria