Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sertifikasi Guru dan Pemberkasan

3 Februari 2015   12:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

" Ibu tidak linier ini, tidak bisa!" suara petugas pemberkasan terdengar tinggi di telinga rekan saya.

Linier, tidak linier, jujur saya tidak memahami. Mengapa? Selama 14 tahun menjadi guru, saya sudah menjelajah sekitar 12 sekolah. Seingat saya, ada 3 sekolah dengan label internasional, di Batam, Dago-Bandung dan Sunter-Jakarta. Ada 3 sekolah dengan label nasional plus, termasuk sekolah tempat saya bekerja saat ini, Jakarta dan Tangerang Selatan. Sisanya sekolah nasional biasa. Rerata, saya meninggalkan tempat tugas, karena sakit. Kebanyakan maunya sih. Mau S2 lah, mau nyicil rumahlah, mau volunteer lah,... sehingga energi terkuras dan akhirnya ambruk.

Ijazah saya ada 2 S1 dan 1 S2. Sarjana Pendidikan Agama Kristen dan Sarjana Pendidikan Guru SD. Master of Art yang ini simpen aja deh. Tujuannya untuk membantu pelaksanaan tugas sebagai guru kok. TAPI,... saya belum punya sertifikasi. Boro-boro sertifikasi, NUPTK saja belum punya. Punyanya hanya Peg ID yang dari padamu negeri. Bahkan kemarin saya mengintip surat tugas mengajar guru di sekolah saya itu ngga ada nama saya, padahal saya ini wali kelas 5 dan mengajar 31 jam pelajaran. Tapi entah mengapa guru kelas 5-nya, nama orang lain. Hiks. Yo wis ra po po.

Kisah mengenai pemberkasan sertifikasi ini diceritakan seorang rekan yang sudah tiba waktunya mendapatkan kesempatan ini. Setelah melakukan segala usaha, seperti mendapatkan surat keterangan kesehatan dari RSUD, (saya ceritakan kemarin), legalisir ijazah dari universitas asal (yang bersangkutan tamatan kependidikan Bahasa Inggris, kalau tidak keliru, wakasek posisinya), sore itu ia menuju lokasi pemberkasan.

SORE.

Kenapa saya sengaja menyebutkan sore, karena sore hari memang saya dan dia maklum kalau orang sudah capek kadang suka yah... kurang ramah (?)

Nama rekan saya ini memang tercantum di daftar guru yang berhak disertifikasi tahun ini, pada sistem online. Ia berupaya melengkapi persyaratan pemberkasan, untuk melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan pemerintah. Namun demikian, beberapa catatannya sebagai berikut,

1. Antrean yang tidak nyaman.

Rekan saya menceritakan bahwa ia kehilangan kesabaran lantaran kelakuan petugas pemberkasan yang tidak bersahabat. Ia menceritakan bahwa ibu petugas tersebut menyuruhnya duduk dengan nada yang tinggi. Di antrean depannya ada seorang bapak dari sekolah Tunas Muda. Memang, si bapak ini penyusunan berkasnya belum rapi, sehingga diminta merapikan dulu. Pada giliran rekan saya ini, ibu petugas tersebut malah mendahulukan ibu guru lain yang mengantre di belakang teman saya ini. Itu pun suara si petugas sangat tidak sesuai dengan kedudukannya. Ia bernada tidak bersahabat, bahkan pada orang yang lebih tua. Pun ia memotong antrean. Yang jadi korban adalah teman saya yang karena kesalnya menampilkan wajah tak bersahabat sehingga ibu guru di belakang teman saya jadi tidak enak sendiri dan minta-minta maaf. Memang ibu guru di belakang teman saya ini sudah lebih berusia. Sudah sepuh menurut teman saya, diatas 50 tahunan gitu.

Saya nyeletuk, coba dipotret, kan bisa jadi pelajaran saya tuliskan di kompasiana.

2. Sikap petugas,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun