Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pakai BPJS di RS Swasta?

21 Januari 2015   03:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menceritakan pengalaman saya menggunakan BPJS di RS Pelni Petamburan untuk rawat jalan. Walaupun serba meng-antri, sedikit banyak saya merasa cukup baiklah layanannya. Dalam catatan saya sebelumnya, saya juga sempat menanyakan penggunaan BPJS di RS Swasta di mana saya dirawat inap November lalu.

Dalam pemaparannya petugas administrasi RS Swasta tersebut menjelaskan sistem kuota yang diberlakukan untuk melayani pasien rawat inap BPJS. Walaupun tidak disebutkan berapa kuota yang diberikan, sehingga saya mencoba mencari alternatif, dan kemudian, mencoba RS Pelni Petamburan.

Bebarapa catatan yang ingin saya tulis mengenai pelayanan peserta BPJS untuk rawat inap di RS Swasta yang bekerja sama,

1. bersiap-siaplah untuk perlakuan yang berbeda.

Sebagai pasien umum, saya mendapatkan pelayanan yang wajar, walaupun masuk di kelas 3. Pasien BPJS mandiri, sekalipun kelas 1 selain akan kelsulitan mendapatkan kamar rawat sesuai kelas, bersedia dimasukkan di kelas 3 pun pelayanannya dibedakan. Misal: Saat saya masuk sebagai pasien umum kelas 3, saya (karena sendirian) dibersihkan setiap hari oleh susternya. PAsien BPJS berusia lebih dari 62 tahun, walaupun peserta mandiri kelas 1, mau saja di rawat di ruang kelas 3, di bangsal juga dicuekin. Artinya, walaupun pasien lemah, kelihatan kurangnya perhatian dari perawat. Mandi/ bersihkan badan disuruh sendiri. Saya melihat alas tempat tidur berbercak2 (pasien masuk karena diare) entah tidak dibersihkan atau bagaimana. Sementara sebagai pasien umum, tempat tidur selalu bersih.

2. hanya 1 jenis penyakit yang dicover, dengan 1 dokter.

Seandainya peserta masuk karena diare, dn ternyata ada penyakit lambung, penyakit lambungnya tidak dicover. Nah, siap saja dengan pengeluaran tambahan.

3. Non medis tidak ditanggung, seperti, sarung tangan, dan lain-lain.

4. Perlu ada penunggu pasien, kalau-kalau ada obat non generik yang perlu ditebus, atau ada tindakan yang mungkin tidak dicover.

Baru saja pasien menyampaikan pada saya, perawat di RS Swasta tersebut, salah satunya sempat berkata, "kami kan tidak digaji negara, bu?"

Bug....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun