FBÂ
Dear Diary,Â
Sore ini aku menulis dalam kerinduan yang membuncah dari hati. Beberapa tetes air mata mengalir membasahimu. Kau selalu tahu saat aku menjadi melankolis seperti ini.Â
Kerinduan. Ya. Aku merindukan beberapa hal baik yang kumiliki di Jakarta.Â
kesenangan kopdar dengan teman teman kompasianers. Kopi darat membuat aku mengenal teman teman baru yang kadang kala menjadi teman yang luar biasa. Ada[caption caption="Fiksiana Community"][/caption] akang Rifki dan Uda Ando yang suka ngademin hatiku yang meledak ledak. Ada mbak Indah, bu Ngesti, mbak Friska dan mbak Klara teman menghabiskan libur dengan jalan jalan. Ada Paklik Thamrin Sonata dan Pakde Isson yang ngomporin nulis dan nulis terus. Ada Uda TD yang selalu semangat dan riang.
Aku kangen Diary.... Kangen.
Bukan berarti ngga ada yang baik dan menyenangkan di Jambi ini. Ada sih. Mana aku juga sekarang lagi rajin rajinnya ngobrol sama teman teman di Kompal (Kompasianers Palembang).
Jakarta itu ya, menyiksa karena macet ya, ngangenin karena komunitasnya bertebaran. Jambi mungkin menyenangkan karena ngga ketemu macet, aku bisa nyampai kamar dalam 3 menit setelah lelah bekerja. Murid-murid yang lucu lucu, dan menggemaskan. Kamarku yang seperti hotel bintang dua, sehingga membetahkan.
Jambi menyenangkan, tapi aku lagi kangen. Kangen pakai banget.
Sudah kubeli tiketku untuk bulan Juni. Sudah tak sabar ingin kulepaskan rindu. Meniriskan jejak jejak jarak dalam pertemanan. Astaga. Jika rindu bisa dijual, mungkin sudah kaya aku ini.
Rindu pada makanan ala rumah yang sederhana. Masak bareng di dapur mbak Indah. Main sama Dani Vicki dan Boci. Jalan sama Mbak Ngesti, Friska dan mbak Klara. Ada mbak Tytiek juga di ujung selatan Jakarta. Ngerumpi bareng paklik dan pakde soal menulis.