Sebagai guru, yang 2 hari lagi sudah kembali ke sekolah, saya ingin berbagi dengan orang tua. Sebagian tulisan ini adalah pengalaman saya, sebagian lagi hasil membaca.
Selama beberapa tahun menjadi guru, ini adalah kalimat yang cukup sering saya dengar.
- "Saya bingung dengan anak saya, semua sudah saya sediakan, buku pelajaran. alat tulis yang funky, yang bahkan dipilih sendiri, ruang belajar, bahkan saya bayar guru les per jam untuk membantunya belajar, tetapi, kok tetap saja remedial."
- "Saya tidak tahu lagi bagaimana memotivasi anak saya belajar. Reward sudah, punishment sudah, tetapi ia seolah tak peduli dengan sekolah."
Keluhan semacam ini memang bukan sekali saya dengar sebagai guru. Maka saya sebut cukup sering.
Problemnya, sekali lagi memang, mengkaitkan sekolah dengan belajar, dan nilai sebagai hasil belajar. Bahkan guru-gurupun tak jarang mengeluh, "si anu itu pandai, tetapi kenapa selalu tidak menyelesaikan tugasnya?"
"Iya, si ini juga, anaknya kelihatan cerdas saat diskusi, tapi nilainya kenapa ya jelek?"
Apa masalahnya? MOTIVASI. Ya MOTIVASI
Motivasi adalah dorongan dari diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
Seorang psikolog mengatakan, "Dalam menentukan kesuksesan, MOTIVASI sering kali lebih penting dari kemampuan awal."
Gairah belajar, bukan saja dipengaruhi oleh guru, namun juga pola kehidupan di rumah.
Unsur pembangun MOTIVASI,
1. HUBUNGAN.